Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Bisnis-27 dibuka melemah ke ke 589,17 pada perdagangan Selasa (20/6/2023). Sejalan dengan pelemahan indeks, saham MAPI juga terpantau turun jelang Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang rencananya digelar hari ini.
Indeks hasil kerja sama dengan Bisnis Indonesia itu terkoreksi 0,14 persen ke 589,17 atau turun 0,82 poin sampai pukul 09.01 WIB dan sempat mencapai level terendah di 588,06. Dari 27 konstituen, terdapat 6 emiten yang menguat, 3 stagnan, dan sisanya 18 perusahaan mengawali perdagangan di zona merah.
Saham-saham yang justru mendulang kenaikan saat indeks turun adalah PT AKR Corporindo Tbk. (AKRA) yang menguat 2,42 persen. Kemudian disusul PT BFI Finance Indonesia Tbk. (BFIN) sebesar 2,17 persen.
ADRO, TLKM dan PGAS menjadi penghuni indeks lainnya yang juga menguat. Masing-masing naik 0,88 persen, 0,51 persen dan 0,38 persen sampai dengan pukul 09.03 WIB.
Sementara itu saham PT Mitra Adiperkasa Tbk. (MAPI) memimpin penurunan dengan koreksi 4,86 persen. Grup MAP dijadwalkan menggelar rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) hari ini.
Selanjutnya, saham PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. (AMRT) juga dibuka di zona merah dengan koreksi 1,54 persen. PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG) turun sebesar 1,42 persen ke level Rp2.080 dan disusul dengan ASII serta BBRI masing-masing sebesar 1,09 persen dan 0,90 persen.
Baca Juga
Sementara itu, IHSG terpantau melemah 0,16 persen ke 6.675,46 sampai pukul 09.08 WIB. Indeks sektoral bergerak fluktuatif, tetapi penurunan terdalam diperlihatkan oleh sektor transportasi yang turun di kisaran 0,90—1 persen pada awal perdagangan.
Phintraco Sekuritas menyebutkan IHSG hari ini rentan melanjutkan koreksi setelah indeks-indeks global tidak memperlihatkan arah yang solid. Koreksi IHSG diperkirakan berlanjut ke kisaran 6.650–6.660. Secara teknikal, MACD membentuk death cross, diperkuat dengan penurunan Stochastic RSI dari overbought area.
Pelaku pasar kini tengah mengantisipasi Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada 21–22 Juni 2023. RDG BI diperkirakan kembali mempertahankan suku bunga acuan di level 5,75 persen. Akan tetapi, pasar perlu mencermati pandangan BI mengenai potensi fluktuasi nilai tukar rupiah dalam jangka pendek dan pengaruhnya terhadap arah kebijakan moneter BI pada sisa 2023.
