Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Suku Bunga Bakal Melandai, Intiland (DILD) Kejar Marketing Sales Rp2,3 Triliun

Emiten koleksi Lo Kheng Hong, Intiland (DILD) mendorong penjualan untuk proyek apartemen, perumahan dan juga kawasan industri pada 2023.
Karyawati beraktivitas di kantor PT Intiland Development Tbk. di Jakarta, Rabu (20/7/2022). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati beraktivitas di kantor PT Intiland Development Tbk. di Jakarta, Rabu (20/7/2022). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten portofolio Lo Kheng Hong PT Intiland Development Tbk. (DILD) menargetkan marketing sales atau prapenjualan sebesar Rp2,3 triliun pada 2023. Adapun suku bunga kredit pemilikan rumah (KPR) relatif baik seiring suku bunga dari The Fed dan Bank Indonesia (BI) yang diprediksi akan melandai.

Direktur DILD Archied Noto Pradono mengatakan suku bunga KPR masih dalam kondisi menarik sehingga berpotensi meningkatkan penjualan apartemen. DILD sendiri berharap target marketing sales Rp2,3 triliun dapat terpenuhi.

“Target kita hampir sama dengan tahun lalu sekitar Rp2,3 triliun. Kami berharap tahun ini bisa dicapai,” ujar Archied kepada Bisnis, Jumat (24/3/2023).

Dia mengatakan permintaan dan kebutuhan pada segmen apartemen masih stagnan dengan kondisi persediaan yang cukup besar. Namun, seiring bunga KPR yang membaik penjualan diharapkan dapat menembus target.

Selain segmen apartemen, DILD mendorong penjualan untuk proyek perumahan dan juga kawasan industri. DILD juga tengah mendorong penjualan inventory yang kebanyakan unit ready stock apartemen.

Selain itu, target marketing sales tersebut juga terdiri dari penjualan proyek eksisting dan proyek baru di Jakarta dan Surabaya. Adapun target Rp2,3 triliun tersebut sedikit menurun dari target Rp2,4 triliun yang ditetapkan untuk 2022.

“Suku bunga KPR saat ini relatif bagus masih dalam range menarik dan penjualan high rise bisa membaik,” tuturnya.

DILD membukukan marketing sales sebesar Rp1,08 triliun sepanjang 2022. Capaian tersebut turun 51,75 persen dari Rp1,64 triliun pada 2021.

Capaian marketing sales tersebut masih jauh dari target Rp2,4 triliun yang ditetapkan untuk 2022. Dari capaian Rp1,08 triliun DILD hanya mencapai 45 persen dari target.

Segmen perumahan menjadi kontributor utama dengan capaian Rp639 miliar dari proyek Talaga Bestari, Graha Natura dan Serenia Hills. Namun, segmen ini tercatat turun 30,7 persen dari Rp922 miliar pada 2021.

“Kontributor penjualan utama berasal dari segmen residensial dengan total Rp 639 miliar, terutama dari penjualan Talaga Bestari, Graha Natura dan Serenia Hills,” tulis manajemen dikutip dari situs resminya, Selasa (21/2/2023).

Berikutnya segmen kawasan industri menyumbang hingga Rp283 miliar dari total capaian marketing sales sepanjang 2022. Segmen ini juga mengalami penurunan 14,1 persen dari Rp329 miliar pada 2021.

Kemudian segmen mixed-use dan high-rise berkontribusi hingga Rp159 miliar. Segmen ini mengalami penurunan paling tajam, yakni 59,2 persen dari Rp390 miliar pada 2021.

Sementara itu, manajemen DILD menyebut perseroan memperoleh recurring income atau pendapatan berulang sebesar Rp700 miliar sepanjang 2022. Jumlah tersebut turun 8,71 persen dari capaian Rp659 sepanjang 2021.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper