Bisnis.com, JAKARTA - Minat investor terhadap produk reksa dana pasar uang diprediksi akan tetap tinggi pada tahun ini. Hal ini didukung dengan kinerja reksa dana pasar uang yang solid pada 2022.
Direktur Utama Trimegah Asset Management Antony Dirga mengatakan meski ada pelandaian kenaikan suku bunga pada tahun ini, investor masih akan cenderung memilih reksa dana pasar uang.
"Dengan ketidakpastian yang ada di pasar, animo investor yang masih cenderung hati-hati membuat reksa dana pasar uang tetap menjadi pilihan investasi yang baik di 2023,” kata Antony kepada Bisnis, dikutip Minggu (29/1/2023).
Antony memaparkan kinerja reksa dana pasar uang Trimegah cukup baik pada 2022 lalu dengan membukukan return sekitar 3,56 persen. Angka tersebut berada di atas return reksa dana pasar uang industri yang berada di level 2,37 persen.
“Dengan kinerja yang baik tersebut, reksa dana pasar uang kami termasuk kuartil atas dari seluruh produk yang ada di pasaran jika diurutkan berdasarkan kinerja 2022,” kata Antony.
Menurut dia pemilihan kredit dan pengelolaan likuiditas yang tepat menjadi faktor pendukung dari kinerja apik reksa dana pasar uang Trimegah.
Baca Juga
“Faktor pendukung kinerja yang baik ini adalah pemilihan kredit yang hati-hati dan pengelolaan likuiditas yang tepat. Reksa dana pasar uang syariah kami pun memiliki kinerja yang baik yaitu 3,49 persen [ada 2022,” katanya.
Strategi Saat Suku Bunga Tinggi
Menurut Antony era suku bunga yang bergerak tinggi menguntungkan reksa dana pasar uang. Hal ini karena suku bunga akan berdampak pada imbal hasil atau yield.
Tetap selektif dalam memilih instrument pasar uang menjadi salah satu strategi Trimegah dalam mengelola reksa dana pasar uang di tengah tren suku unga tinggi.
“Strategi kami dalam meracik reksa dana pasar uang pada tahun ini adalah dengan tetap selektif dalam memilih instrumen pasar uang yang menjadi underlying reksa dana uang kami,” katanya.
Antony mengatakan Trimegah bertumpu pada kredit analisa dalam meracik reksa dana pasar uang. Terkait aset pilihan, papar Anton, pihaknya akan memilih instrument pasar uang dan obligasi di bawah satu tahun.
“Aset yang menjadi pilihan sebenarnya tetap sama yaitu instrumen pasar uang dan obligasi di bawah satu tahun dan juga deposito berjangka,” kata Antony.