Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Komoditi ICDX menargetkan volume transaksi mencapai 10 juta lot dari transaksi on-exchange, multilateral, sistem perdagangan Alternatif (SPA), pasar fisik timah dan Penyaluran Amanat Nasabah ke Bursa Luar Negeri (PALN).
Board Member ICDX Megain Widjaja mengungkapkan bahwa saat ini target ICDX masih terkait volume transaksi, sedangkan untuk nilai tidak ditargetkan karena bergantung pada harga.
“Target tahun depan ICDX adalah 10 juta lot yang berasal dari 30 persen on-exchange dan PALN, 60 persen SPA, dan 10 persen pasar fisik,” katanya menjawab pertanyaan Bisnis, Rabu (21/12/2022).
Kontrak emas yang pada 2022 menyumbang transaksi terbesar ICDX juga ditargetkan menyumbang sebesar 50 persen dari total keseluruhan transaksi on-exchange.
Berdasarkan data ICDX, volume transaksi ICDX per Desember 2022 awal adalah sebesar 4,8 juta lot atau senilai Rp7.000 triliun dengan didominasi oleh volume transaksi emas yang mencapai 571.416 lot settled. Angka tersebut menyumbang lebih dari setengah dari total volume transaksi multilateral yang diperdagangkan di ICDX yaitu emas, timah, valuta asing (forex), dan minyak mentah.
Total transaksi multilateral ICDX pada periode yang sama tercatat sebesar 877.891 lot settled. Megain menyebutkan jika total volume transaksi tersebut ditopang oleh peluncuran lebih dari 20 kontrak mata uang asing baru.
Baca Juga
“Sejumlah pencapaian ICDX lainnya di tahun 2022 adalah dengan hadirnya produk baru untuk transaksi Penyaluran Amanat Nasabah ke Bursa Luar Negeri (PALN). Hal ini dapat menjadi pilihan bagi masyarakat yang ingin bertransaksi kontrak di bursa asing, namun tidak memiliki akses ke bursa luar negeri,” katanya.
ICDX juga meluncurkan produk komoditi Syariah sebagai inovasi perbankan syariah Indonesia. Sejak ditransaksikan pada April lalu hingga November kemarin total nilai transaksi komoditi syariah ICDX telah mencapai Rp700 miliar.