Bisnis.com, JAKARTA – Emiten maskapai BUMN, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) memproyeksikan tahapan restrukturisasi yang dijalankan perseroan dapat rampung menjelang akhir tahun 2022 mendatang.
Hal tersebut sejalan dengan telah diselesaikannya berbagai tahapan penting dalam misi restrukturisasi yang dijalankan di antaranya melalui perolehan putusan homologasi atas rencana perdamaian dalam proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU).
Selanjutnya, persetujuan atas rencana realisasi Penyertaan Modal Negara (PMN) senilai Rp7,5 triliun baik oleh lembaga legislatif hingga regulator terkait, serta persetujuan pemegang saham atas aksi rencana rights issue perseroan.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengungkapkan berbagai langkah strategis mendukung percepatan langkah pemulihan kinerja melalui misi restrukturisasi.
“Dengan prospek kinerja usaha yang ke depannya kami yakini akan terus bertumbuh positif, khususnya melalui pengembangan pangsa pasar domestik serta peluang jaringan penerbangan kargo internasional dan lini pendapatan ancillary," jelasnya dalam paparan publik insidentil, Kamis (20/10/2022).
Sejumlah strategi kinerja juga terus dioptimalkan di antaranya melalui inisiatif fleet strategy, GIAA menerapkan sejumlah program strategis melalui restrukturisasi kontrak sewa pesawat hingga renegosiasi biaya sewa pesawat, simplifikasi jenis armada hingga sinergi perluasan konektivitas udara antara Garuda indonesia dan Citilink.
Baca Juga
Lebih lanjut, GIAA juga melakukan pendekatan finansial strategi dengan optimalisasi tahapan PKPU, efisiensi biaya berbasis cost leadership, sekaligus supporting strategy melalui streamlining organisasi, pengembangan portofolio bisnis anak usaha Garuda Indonesia Group, hingga culture transformation.
Garuda Indonesia menunjukkan performa positif khususnya pada saat proses PKPU telah selesai dilaksanakan yang tercermin dari pencatatan laba bersih sebesar US$3,76 miliar pada semester I/2022, sementara itu pendapatan usaha meningkat hingga 26,10 persen dibarengi dengan penyusutan beban usaha 11,71 persen secara tahunan.
Sementara itu, Garuda Indonesia secara grup turut mencatatkan pertumbuhan penumpang sebesar 10,59 persen atau 6.516.555 penumpang dari periode yang sama di tahun sebelumnya yaitu 5.892.274 penumpang.
Adapun, permintaan penumpang jelang kuartal IV juga tumbuh positif berkisar di angka 84 persen dari total ketersediaan kursi di periode akhir tahun yaitu sedikitnya 2,7 juta kursi.
Prospek kinerja positif tersebut turut bertepatan dengan momentum putusan Mahkamah Agung (MA) yang menolak pengajuan kasasi yang diajukan oleh Greylag Goose Leasing 1410 Designated Activity Company dan Greylag Goose Leasing 1446 Designated Activity Company mengacu pada pengumuman website MA pada 26 September 2022 lalu.
“Pengumuman putusan MA terkait penolakan atas pengajuan kasasi lessor tersebut semakin mempertegas komitmen Perseroan untuk memastikan langkah akseleratif kinerja turut memiliki landasan hukum yang solid dengan senantiasa mengedepankan asas kepatuhan terhadap regulasi yang berlaku,” tambahnya.