Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Top 5 News BisnisIndonesia.id: Taji Saham vs Obligasi hingga Pajak di E-Commerce

Beragam kabar ekonomi dan bisnis yang dikemas secara mendalam dan analitik juga tersaji dari meja redaksi BisnisIndonesia.id.
Karywan melintas di dekat layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (20/9/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Karywan melintas di dekat layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (20/9/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA— Mendekati akhir tahun, kinerja pasar saham dan obligasi masih bakal menghadapi sejumlah tantangan. Namun, di antara keduanya, mayoritas analis menilai tekanan terhadap pasar obligasi bakal lebih berat ketimbang pasar saham. Meski demikian, masih ada peluang keuntungan di kedua instrumen ini.

Berita tentang prospek saham dan obligasi tersebut menjadi salah satu berita pilihan editor BisnisIndonesia.id. Selain berita tersebut, beragam kabar ekonomi dan bisnis yang dikemas secara mendalam dan analitik juga tersaji dari meja redaksi BisnisIndonesia.id.

Berikut ini hightlight BisnisIndonesia.id, Rabu (5/10/2022):

1. Uji Taring Saham vs Obligasi di Sisa Tahun 2022

Pasar saham Indonesia cenderung melemah akhir-akhir ini, sedangkan pasar surat utang atau obligasi masih mengantisipasi tantangan berat akibat berlanjutnya tren kenaikan suku bunga. Di antara kedua kelas aset ini, manakah yang paling prospektif untuk bisa dikoleksi investor?

Kinerja pasar saham dan obligasi sepanjang tahun ini dapat diukur berdasarkan kinerja indeks kompositnya. Di pasar saham, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga hari ini, Selasa (4/10), ada di 7.072,26 atau sudah naik 7,46 persen year-to-date (YtD). Ini bukanlah posisi terbaiknya tahun ini.

Sementara itu, di pasar surat utang, Indeks Obligasi Komposit Indonesia atau Indonesia Composite Bond Index (ICBI) ada di level 333,83 atau hanya naik 0,29 persen YtD. Kinerja return ICBI mencerminkan pergerakan harga, yield, dan keuntungan pembayaran kupon dari pasar surat utang.

2. Lomba Redam Inflasi, Ini 10 Kota Dengan Inflasi Tertinggi

Sebanyak 10 kota mencatatkan inflasi 1,52 hingga 1,87 persen pada September 2022. Mereka bersama daerah lainnya diajak berlomba menurunkan inflasi. Jika daerah bisa menekan inflasi, otomatis inflasi nasional yang mencapai 1,17 pada September 2022 bisa ditekan turun pada bulan-bulan berikutnya.

Kota Bukittinggi pada September tercatat mengalami inflasi hingga 1,87 persen. Inflasi lebih rendah hingga 1,52 persen terjadi di Kupang, Palopo, Singkawang, Kudus, Pontianak, Dumai, Pekanbaru, Banjarmasin, dan Surabaya.

Dengan demikian, inflasi tertinggi pada September terjadi di wilayah Sumatra, diikuti Nusa Tenggara, Sulawesi, Jawa, dan Kalimantan.

Di Sumatra, kota yang masuk dalam 10 besar dengan inflasi tertinggi selain Bukittinggi  (1,87 persen) adalah Dumai (1,57 persen) dan Pekanbaru (1,56 persen). 

3. Beda Suara Kesiapan Induk BSI Eksekusi Rights Issue

Tiga bank BUMN yang menjadi pemegang saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk. belum belum satu suara dalam rencana partisipasi mereka terhadap aksi penerbitan saham baru bank syariah dengan aset terbesar di Tanah Air tersebut pada akhir tahun ini.

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. sudah menyatakan kesiapannya untuk berpartisipasi dalam aksi korporasi yang menargetkan dana senilai Rp5 triliun tersebut. Sementara itu, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. masih bergeming.

Komposisi pemegang saham emiten bank syariah berkode BRIS ini tercatat dimiliki oleh Bank Mandiri dengan kepemilikan 50,83 persen, diikuti BNI sebanyak 24,85 persen, dan BRI memiliki porsi 17,25 persen. Adapun pemegang saham lainnya dan publik mencapai 7,07 persen.

4. Harga Minyak Dunia Naik Jelang Keputusan Pemangkasan OPEC+

Harga minyak dunia terangkat seiring dengan menguatnya kemungkinan OPEC+ memangkas produksinya menjelang pertemuan pada Rabu karena kekhawatiran resesi global. 

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) menguat 0,44 persen atau 0,37 poin ke posisi US$84 per barel, seperti dilaporkan Bisnis.com yang mengutip data Bloomberg pada Selasa (4/10/2022). Sementara itu, minyak Brent melonjak 0,59 persen atau 0,52 poin menjadi  US$89,38 per barel.

Kenaikan ini terjadi setelah sempat merosot 25 persen pada kuartal terakhir karena Federal Reserve menaikkan suku bunga secara agresif untuk memerangi inflasi yang tak terkendali.

Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya termasuk Rusia akan melakukan pertemuan di Wina, Austria, pada Rabu untuk memberikan keputusan final terkait dengan pemangkasan produksi lebih dari 1 juta barel per hari.

5. Siap-Siap Tokopedia Hingga Shopee Jadi Pemungut Pajak

Direktorat Jenderal atau Ditjen Pajak Kementerian Keuangan menilai bahwa platform-platform e-commerce di Tanah Air seperti Tokopedia, Bukalapak hingga Blibli sudah memiliki kesiapan untuk menjadi pemungut pajak.

Pemerintah telah melakukan uji coba penarikan pajak oleh e-commerce melalui bela pengadaan. Hasilnya dinilai positif.

Staf Khusus Menteri Keuangan Bidang Kepatuhan Pajak Yon Arsal menjelaskan bahwa implementasi Pasal 32A Undang-Undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP) secara bertahap telah berlangsung.

Pihaknya terus mengkaji peluang pemberlakuan marketplace sebagai pemungut pajak, sebagai langkah lanjutan dari aturan itu.

“Pertanyaannya, kapan, apakah akan diterapkan untuk marketplace lokal? Sejauh ini, kalau dari hasil evaluasi kami dengan konsep bela pengadaan, tidak ada masalah yang menjadi catatan. Tidak ada masukan dari platform terkait dengan kesulitan. Artinya, ini memang bisa dan dapat diterapkan,” ujar Yon dalam media briefing Ditjen Pajak, Selasa (4/10/2022).

 

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : BisnisIndonesia.id
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper