Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terima Kasih E-IPO, Saham IPO Jadi Laris Manis

Partisipasi investor ritel meningkat sejak implementasi IPO secara elektronik atau e-IPO sehingga saham IPO mengalami kelebihan permintaan.
Partisipasi investor ritel meningkat sejak implementasi IPO secara elektronik atau e-IPO sehingga saham IPO mengalami kelebihan permintaan. Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Partisipasi investor ritel meningkat sejak implementasi IPO secara elektronik atau e-IPO sehingga saham IPO mengalami kelebihan permintaan. Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA — Penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) sejumlah emiten pendatang baru di Bursa Efek Indonesia mengalami kelebihan permintaan atau oversubscribed. Tren ini dinilai muncul akibat meningkatnya partisipasi investor ritel sejak implementasi IPO secara elektronik atau e-IPO.

Sebagai contoh, PT Jhonlin Agro Raya Tbk. (JARR) yang resmi melantai di BEI pada 4 Agustus 2022 menerima 27.000 pemesananan pada masa penawaran umum yang menggunakan sistem elektronik.

Dari total pemesanan saham yang masuk, lebih dari 7 miliar saham merupakan permintaan yang berasal dari pooling allotment, sehingga terjadi oversubscribed sebesar 58 kali dan kelebihan permintaan sebanyak hampir 7 kali dari total saham yang ditawarkan.

Tingginya minat investor pada saham IPO juga terlihat pada PT Sari Kreasi Boga Tbk. (RAFI) yang mencatat adanya 21.000 pemesan dengan pemesanan sebanyak 12,44 miliar saham atau setara sebesar Rp1,57 Triliun.

Untuk penjatahan terpusat atau pooling allotment, jumlah pemesanan mencapai 11,65 miliar saham sehingga terjadi oversubscribed hampir 82 kali. Adapun secara total terjadi oversubscribed sebanyak 13 kali sepanjang penawaran umum berlangsung.

Sementara itu, pesanan untuk penjatahan pasti tercatat sebanyak 7,89 juta lot sehingga total pesanan mencapai sebanyak 128,13 juta lot atau mencerminkan 1.351,53 persen yang setara lebih dari Rp1,56 Triliun dari total saham yang ditawarkan SKB Food pada proses IPO.

Head of Investment Banking Mirae Asset Sekuritas Mukti Wibowo Kamihadi mengatakan permintaan pada saham IPO cenderung memperlihatkan pergeseran sejak sistem e-IPO diterapkan.

Dari sisi pasokan, Wibowo mengatakan minat perusahaan untuk menggalang dana publik Lewat IPO akan selalu ada karena menjadi alternatif pendanaan.

“Dari sisi demand, terjadi perubahan sejak aturan e-IPO. Jumlah pemesanan e-IPO sangat besar terutama di pooling-nya. Dalam aturan OJK terbaru, memang mendukung masyarakat untuk lebih partisipatif dalam IPO, kesempatannya lebih luas untuk akses saham IPO,” kata Wibowo, Selasa (9/8/2022).

Sebagaimana diketahui, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberikan ruang yang lebih besar kepada investor ritel untuk berpartisipasi dalam IPO secara elektronik sebagaimana diatur dalam Surat Edaran OJK (SEOJK) nomor 15/SEOJK.4/2020 tentang Penyediaan Dana Pesanan, Verifikasi Ketersediaan Dana, Alokasi Efek untuk Penjatahan Terpusat, dan Penyelesaian Pemesanan Efek dalam Penawaran Umum Efek Bersifat EKuitas Berupa Saham Secara Elektronik.

Dalam SE yang ditandatangani pada 27 Juli 2020 tersebut, otoritas membagi golongan IPO menjadi empat golongan berdasarkan nilai emisi.

Porsi penjatahan terpusat atau yang biasanya diperuntukkan kepada investor ritel ditentukan berbeda-beda sesuai dengan golongan IPO tersebut. Makin kecil nilai penawaran umum, maka makin besar penjatahan untuk investor ritel dan sebaliknya.

Adapun, investor ritel merupakan pihak yang menyampaikan pesanan atas efek yang ditawarkan dengan nilai pesanan paling banyak Rp100 juta. E-IPO sendiri telah dirancang untuk memperluas jangkauan penawaran umum ke investor-investor yang tersebar di seluruh Indonesia.

Selain dapat meningkatkan penyebaran kepemilikan saham, peningkatan partisipasi investor ritel juga diharapkan meminimalisir harga diskon saat IPO dan dapat mengoptimalisasi harga efek.

“Kalau dulu pooling hanya 1 persen untuk investor ritel, sekarang lebih banyak. Jadi masyarakat bisa berpartisipasi dalam pooling dalam IPO ini dan dari animonya juga sangat luar biasa,” kata Wibowo.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper