Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perdagangan Karbon Indonesia Simpan Potensi Besar, Perhatikan 3 Hal Ini

Indonesia perlu melakukan sejumlah langkah untuk mendongkrak potensi perdagangan karbon, mulai dari regulasi hingga persiapan infrastruktur.
Ilustrasi emisi karbon dari sebuah pabrik/ Bloomberg
Ilustrasi emisi karbon dari sebuah pabrik/ Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA — Potensi perdagangan karbon di Indonesia diyakini cukup besar dan perlu dimaksimalkan pemanfaatannya.

Head of Carbon Market ICDX Zulfal Faradis menyampaikan, Indonesia memiliki potensi sangat besar dalam perdagangan karbon, khususnya Nature Based Solution (NBS) yang merupakan solusi pengelolaan dan penggunaan alam berkelanjutan.

Menurut data dari Boston Consulting Group (BCG), potensi NBS Indonesia sebesar 1,4 GtCO2e per tahun, sehingga diperkirakan pasar kredit karbon sukarela Indonesia dapat mencapai nilai Rp60-85 triliun pada tahun 2030.

Ada tiga katalis yang harus diperhatikan untuk mendongkrak perdagangan karbon domestik, yaitu menyediakan kerangka kerja yang tepat melalui peraturan daerah.

“[Ini] diperlukan untuk membangun kepercayaan investor yang didukung oleh mekanisme Measurement, Reporting, Verification (MRV) yang kuat,” ujar Zulfal kepada Bisnis, dikutip Rabu (6/7/2022).

Selanjutnya, pemerintah Indonesia juga harus mempersiapkan infrastruktur dan ekosistem pendukung yang tepat.

Hal tersebut mencakup pembiayaan untuk mendukung proyek-proyek NBS dengan aliran modal dari investor domestik dan global serta lembaga keuangan.

Selain itu, perlu mengimplementasikan pasar terorganisir atau bursa karbon yang sesuai dengan best practice global, sehingga akan memberikan akselerasi untuk perdagangan karbon yang cepat.

“Pasar terorganisir yang tepat dapat memberikan manfaat yang banyak seperti transparansi harga, direct access to market, dan dapat memanfaatkan instrumen berjangka seperti halnya komoditas lainnya yang bertujuan untuk melakukan lindung nilai,” imbuh Zulfal.

Saat ini, kementerian terkait masih dalam proses menentukan pihak yang berwenang dalam mengelola pasar karbon.

Terpisah, Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan Pasar Bappebti Tirta Karma Senjaya mengatakan saat ini masih menunggu regulasi pemerintah.

“Menunggu final dari peraturan menteri LHK tentang nilai ekonomi karbon, bahwa perdagangan karbon nanti akan di bawah regulasi kementerian atau lembaga mana,” ujarnya kepada Bisnis.

Sebagai informasi, perdagangan karbon mulai disepakati secara sukarela oleh berbagai negara di dunia setelah Perjanjian Paris 2015.

Hal ini merupakan komitmen dunia dalam menangani pemanasan global, dengan perdagangan karbon sebagai salah satu solusinya.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper