Bisnis.com, JAKARTA – Saham BUMN tambang PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) direkomendasikan overweight seiring dengan berlanjutnya lonjakan harga batu bara.
Analis NH Korindo Sekuritas Arief Machrus mengatakan, rekomendasi overweight saham PTBA disebabkan harga jual rata-rata (ASP) batu bara yang akan tetap tinggi pada 2022.
“[Hal ini] yang akan menjaga margin serta peningkatan kapasitas produksi yang membuat cadangan batu bara [PTBA] meningkat,” jelas Arief dalam risetnya, dikutip Kamis (2/6/2022).
Saham PTBA mendapat rekomendasi overweight dengan target harga Rp4.900 untuk 12 bulan ke depan, naik 6,5 persen dibandingkan target harga sebelumnya.
“Target harga kami mewakili P/E ke depan sebesar 4,9x dengan potensi peningkatan 10,6 persen. PTBA saat ini diperdagangkan pada 4,4x P/E,” pungkasnya.
Peningkatan target harga saham PTBA juga didasari oleh peluang kenaikan harga batu bara yang terus dimanfaatkan oleh perseroan, yang menargetkan peningkatan produksi batu bara menjadi 36,4 juta ton pada 2022.
Baca Juga
Target ini tumbuh 21,2 persen dari realisasi tahun lalu sebanyak 30 juta ton.
“Harga batu bara yang relatif tinggi menjadi momentum untuk mendongkrak kinerja perseroan,” imbuh Arief.
Volume penjualan dan transportasi juga ditargetkan meningkat masing-masing menjadi 37,1 juta ton dan 31,5 juta ton untuk tahun ini.
Beberapa proyek strategis yang sedang digarap PTBA juga dinilai dapat mendongkrak kinerja, salah satunya pembangunan PLTU Mulut Tambang Sumatra Selatan 8 yang telah mencapai 97 persen.
Proyek PLTU yang bekerja sama dengan China Huadian Hongkong Company Ltd itu diperkirakan selesai dan akan mulai beroperasi di tahun ini.
Potensi peningkatan kinerja PTBA juga diyakini akan datang dari proyek gasifikasi batu bara di Tanjung Enim dan Kawasan Industri Berbasis Batu Bara Bukit Asam Tanjung Enim (BACBIE).
Mengutip data Bursa Efek Indonesia, pada penutupan perdagangan Kamis (2/6/2022) PTBA terpantau parkir di zona hijau dengan kenaikan 0,22 persen atau setara 10 poin ke level 4.540.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.