Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Goreng Tak Terbendung di Pasaran, PKS: Lantas Apa Fungsinya Negara?

PKS menyesalkan kebijakan pemerintah yang justru menyerahkan harga minyak goreng mengikuti mekanisme pasar sehingga harganya menjadi mahal.
Konsumen melihat stok minyak goreng aneka merek tersedia di etalase pasar swalayan Karanganyar pada Kamis (17/3/2022)/ Solopos.com-Indah Septiyaning Wardani.
Konsumen melihat stok minyak goreng aneka merek tersedia di etalase pasar swalayan Karanganyar pada Kamis (17/3/2022)/ Solopos.com-Indah Septiyaning Wardani.

Bisnis.com, JAKARTA - Anggota DPR RI dari Fraksi PKS, Andi Akmal Pasluddin, menyesalkan kebijakan pemerintah yang justru mencabut Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng.

Pasalnya, dengan kebijakan tersebut justru membuat masyarakat semakin menderita akibat harga minyak goreng melambung di pasaran. Terlebih, ekonomi masyarakat belum pulih akibat pandemi.

“Lantas apa fungsi negara kalau sudah begini,” ungkap Akmal dalam keterangan resminya seperti dikutip Bisnis, Sabtu (19/3/2022).

Menurutnya, harga minyak goreng curah memang terpantau tetap di angka Rp14 ribu per liternya. Namun untuk minyak goreng dalam kemasan kenaikannya bisa mencapai dua kali lipat di pasaran atau Rp24 ribu per liter. Hal itu akibat pemerintah menyerahkannya kepada mekanisme pasar atau pencabutan HET.

Kondisi itu dinilai membuat masyarakat semakin menderita, karena minyak goreng hampir digunakan setiap hari oleh masyarakat untuk mengolah bahan makanan rumah tangga.

“Rakyat kita ini sudah susah, ekonomi jatuh akibat pandemi, pengelolaan uang negara yang serba darurat dan semua kebijakan tidak ada yang memberi solusi jangka pendek dan menengah. Rakyat akan merasa diperas keuangan rumah tangganya, karena membeli minyak goreng dengan keterpaksaan,” tutur Akmal.

Menyikapi hal itu, pihaknya meminta pemerintah untuk melakukan evaluasi secara keseluruhan.

Akmal mengatakan, menteri perdagangan hanya secuil aktor pengendali komoditas pangan. Ia menambahkan, di dalamnya ada Menteri Koordinator Perekonomian, ada Menteri Keuangan yang dibawahnya ada BPDPKS (Badan pengelola dana kelapa sawit), ada Menteri Pertanian sebagai lembaga yang memastikan produksi, ada Bulog sebagai lembaga stabilisator dan penyangga pangan, dan masih banyak lagi sebagai aktor-aktor pengambil keputusan terkait komoditas pangan ini.

“Intinya pemerintah mesti ber evaluasi diri secara keseluruhan. Karena bagaimana mungkin 58% penghasil minyak sawit dunia yang merupakan terbesar, tapi rakyatnya menghadapi krisis minyak goreng. Sudah tidak ada keberkahan di negeri ini," tandasnya.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper