Bisnis.com, JAKARTA – PT Trimegah Asset Management meyakini prospek instrumen reksa dana saham akan cerah pada tahun ini sesuai dengan proyeksi pertumbuhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dari manajer investasi tersebut.
Direktur Utama Trimegah Asset Management Antony Dirga percaya bahwa prospek kinerja produk reksa dana di tahun 2022 baik, apalagi pada tahun 2021 industri reksa dana mencatatkan pertumbuhan.
“Untuk tahun 2022, kami memproyeksikan IHSG mencapai level 7800. Sesuai proyeksi ini, kami percaya prospek kinerja produk reksa dana di tahun ini baik, terutama untuk reksa dana saham dan campuran,” papar Antony kepada Bisnis, Rabu (5/1/2022).
Tidak hanya reksa dana saham dan juga campuran, menurut Antony reksa dana pendapatan tetap berbasis obligasi korporasi juga seharusnya berkinerja cukup baik di tahun ini mengingat adanya pemulihan ekonomi di dalam negeri.
Terkait dengan kinerja instrumen reksa dana pada 2021, Antony menjelaskan bahwa kinerja industri reksa dana rata-rata tumbuh dan Trimegah sendiri ungkapnya mampu mencatatkan kinerja di atas rata-rata industri.
Dia memaparkan, industri reksa dana di Indonesia pada 2021 mencatatkan pertumbuhan kinerja rata-rata di 1,2 persen, sedangkan kinerja produk reksa dana saham Trimegah outperform dengan kinerja di 2,5 persen hingga 14,5 persen.
Baca Juga
Begitu juga untuk reksa dana campuran secara industri berada naik di kisaran 2 persen pada 2021, sementara untuk produk reksa dana campuran di Trimegah mencatatkan pertumbuhan kinerja di rentang 5,8 persen hingga 24,5 persen.
Selanjutnya untuk reksa dana berbasis obligasi secara full year juga tumbuh di kisaran 2 persen, sedangkan untuk reksa dana obligasi Trimegah memiliki kinerja antara 1,2 persen hingga 6,3 persen.
Terakhir, reksadana pasar uang untuk industri tumbuh dalam kisaran 3 persen, dan untuk produk reksa dana pasar uang Trimegah ungkapnya, outperform dengan kinerja antara 3,5 persen hingga 4,2 persen.
Sementara itu, beberapa sentimen utama yang mempengaruhi kinerja produk reksa dana pada awal tahun ini menurut Antony adalah pemulihan ekonomi yang akan terus berlanjut pasca pelonggaran pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).
Kemudian harga komoditas tinggi yang memberikan efek multiplier positif bagi ekonomi Tanah Air, dan yang terakhir jelasnya yaitu rencana IPO dari perusahaan-perusahaan new economy yang akan membuat pasar Indonesia kembali relevan untuk investor-investor asing.
“Faktor resiko terbesar bagi ekonomi kita adalah keadaan pandemi yang kembali memburuk akibat Omicron ataupun varian lainnya,” ungkap Antony.
Konsisten dengan proyeksi yang telah ditetapkan, Trimegah pun mengandalkan reksa dana saham di awal tahun ini. Beberapa produknya adalah TRAM Consumption Plus, TRIM Kapital, dan TRIM Kapital Plus dengan fokus new economy jelasnya bisa menjadi pilihan yang baik untuk investor.
Tidak hanya itu, Antony menyampaikan bahwa produk reksa dana campuran dengan fokus absolute strategy yaitu BASTRA (Trimegah Balanced Absolute Strategy) juga bisa menjadi pilihan yang baik buat investor yang tidak mau pusing dengan keputusan market timing.
Dia menjelaskan produk reksa dana BASTRA memiliki kinerja yang naik 24,5 persen pada tahun lalu. Hal tersebut tidak saja mengalahkan benchmarknya yaitu rata-rata deposito 6 bulan dengan net bertambah 5 persen, tetapi juga mengalahkan IHSG.
