Bisnis.com, JAKARTA – Manajer investasi mengungkapkan, secara fakta memang kinerja dari berbagai jenis indeks yang ada di Bursa Efek Indonesia (BEI) tidak selalu berbanding lurus dengan kinerja reksa dana.
Direktur Utama Pinnacle Persada Investama Guntur Putra menyampaikan tidak sejalannya kinerja indeks dengan produk reksa dana disebabkan perbedaan strategi dari masing-masing reksa dana berbasis saham yang berbeda.
“Dan fund manager dalam pengelolaan reksa dana, terutama yang pasif memiliki strategi pemilihan dan pembobotan portofolio yang berbeda juga, walaupun secara tidak langsung pasti perbaikan indeks di bursa akan menyebabkan kinerja sebagian kinerja reksa dana juga meningkat,” papar Guntur kepada Bisnis, Selasa (14/12/2021).
Terkait dengan kinerja produk reksa dana saham di Pinnacle, Guntur mengungkapkan pada produk flagship perusahaan yaitu Pinnacle Strategic Equity Fund, memiliki kinerja yang cukup baik.
Kemudian pada saat indeks membaik, kinerja produk reksa dana tersebut lebih unggul. Uniknya jelas Guntur, saat kinerja indeks secara keseluruhan kurang baik, produk Pinnacle Strategic Equity Fund masih dapat mencatatkan kinerja yang cukup baik.
Sebagai contoh, ungkapnya secara year to date (ytd) atau sepanjang tahun telah mencatatkan kenaikan kinerja 14,83 persen per Senin (13/12/2021). Kinerja tersebut di atas indeks LQ45 0,94 persen, IHSG 11,44 persen dan jauh diatas indeks reksa dana saham yang tumbuh 1,83 persen.
Baca Juga
Dia menjelaskan, secara karakteristik karena di portfolio underlying produk reksa dana tersebut merupakan saham-saham kapitalisasi besar dan likuid, dan seharusnya karakteristik kinerja akan mirip dengan indeks LQ45.
“Tapi karena kami menerapkan strategi kuantitatif dengan factor-based investing kami dapat mengkonstruksi portofolio yang optimal dari sisi return dan risiko, secara pembobotan juga lebih efisien, dan beberapa faktor (momentum dan volatility) terbukti bekerja dengan baik,” jelasnya.
Menurutnya, komitmen dan fokus perusahaan terhadap strategi dan kinerja reksa secara tidak langsung juga akan menjaga dan mempertahankan dana kelolaan Pinnacle. Di mana dari awal tahun sudah mengalami pertumbuhan positif lebih dari 26 persen ytd.
Terkait dengan hal tersebut, Guntur melihat bahwa prospek pertumbuhan reksa dana saham masih cukup baik di akhir tahun ini. Meski memang saat ini pasar saham masih dalam keadaan volatile.
Selain itu, katanya dalam seminggu ini, juga mengalami fluktuasi cukup tinggi, dan ketidakpastian pasar terhadap varian Covid-19 Omicron.
Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa jika varian Omicron tersebut terkendali dalam beberapa minggu ini maka tidak menutup kemungkinan ekspektasi pasar juga akan berbalik positif di sisa tahun 2021.
“Faktor lainnya mungkin dari tingkat inflasi jika tidak signifikan dan masih terkontrol, dan ada perbaikan juga di sejumlah indikator ekonomi yang menunjukan bahwa situasi ekonomi di Indonesia sedang bergerak ke arah pemulihan, ini juga bisa jadi sentimen positif untuk industri pasar modal dan reksa dana di Indonesia,” ujarnya.