Bisnis.com, JAKARTA – PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. (MTEL) atau Mitratel memanfaatkan teknologi Solar Panel System (SPS) pada 615 menara.
Direktur Operasi dan Pembangunan Mitratel Pratignyo A.B. mengatakan sampai dengan pertengahan 2021 tercatat ada 615 tower yang tersebar di seluruh Indonesia telah memanfaatkan SPS. Menurutnya dengan penggunaan SPS ini, Mitratel dapat memenuhi kebutuhan daya guna menyediakan digital connectivity di daerah terdepan, terluar, tertinggal atau 3T.
Pratignyo menilai dengan berkembangnya teknologi ke depan, komunikasi masyarakat dapat berjalan secara efektif dan efisien sehingga diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi di daerah 3T.
“Untuk mendukung operasional dan monitoring perangkat, SPS harus didukung surveillance system sebagai langkah digitalisasi dalam monitoring availability site untuk menjamin performansi yang maksimal. Dengan surveillance system kita akan mendapatkan informasi aktual terkait availability perangkat yang ada pada tower” kata Pratignyo dalam keterangan resmi Senin (29/11/2021).
Menurutnya penggunaan SPS ini ditujukan untuk mensuplai kebutuhan energi pada tower yang belum tersedia jaringan listrik nasional khususnya tower yang berlokasi di daerah 3T. Sebab, penggunaan Solar Panel System menjadi solusi karena sumber energi surya yang tersedia di wilayah Indonesia melimpah yaitu rata-rata penyinaran tertinggi atau puncak berkisar antara 4-6 jam per hari.
SPS dipercaya mampu memasok kebutuhan energi untuk tower selama kurang lebih 12 jam per hari dan pengisian baterai untuk suplai daya pada malam hari. Dengan demikian kebutuhan energi untuk operasional tower beserta perangkat didalamnya dapat terpenuhi secara penuh oleh SPS.
Baca Juga
Analis Samuel Sekuritas Yosua Zisokhi dalam risetnya mengungkapkan, Mitratel memiliki sejumlah keunggulan dibandingkan perusahaan menara telekomunikasi lainnya di Indonesia. Perseroan tercatat sebagai perusahaan menara telekomunikasi terbesar dengan jumlah 28 ribu menara dan tenant sebanyak 42.016 penyewa.
Selain itu, sebagian besar atau mencapai 57 persen menara perseroan tersebar di luar Pulau Jawa dengan tenancy ratio yang masih rendah 1,39 kali.
“Dengan besarnya perkembangan industri telekomunikasi yang didukung masifnya bisnis digital, pertumbuhan penyewaan menara di luar Jawa bakal tinggi ke depannya. Apalagi, adanya keinginan operator untuk memperluas jangkauan,” tulis Yosua dalam risetnya, Rabu (24/11/2021).
Keunggulan MTEL lainnya adalah kondisi keuangan yang sehat dengan debt to equity ratio (DER) 0,9 kali per semester I/2021 dan rasio net debt terhadap EBITDA sebanyak 2,3 kali. Rasio enterprise value (EV) terhadap EBITDA Mitratel juga diperkirakan sebesar 15,8 kali dibandingkan dengan rata-rata EV/EBITDA global sekitar 23 kali tahun ini.
“Kondisi keuangan yang sehat tentu akan mendukung ekspansi perseroan. Langkah ekspansi tentu akan mudah dicapai setelah mendapatkan dukungan dana dari hasil IPO saham dengan target penggunaan sebagian dana untuk akuisisi 6.000 menara baru,” terangnya.