Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Sulit Diprediksi Jelang FOMC Meeting, Cek Rekomendasi Sahamnya

Jika level resistance 6.140 bisa segera terlampaui, maka level resistance IHSG selanjutnya yaitu 6.170 akan mudah tergapai.
Karyawan melintas di dekat layar penunjuk pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (12/6/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan
Karyawan melintas di dekat layar penunjuk pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (12/6/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cenderung sulit diprediksi menjelang pertemuan penting Federal Open Market Committtee (FOMC) yang akan dilaksanakan pada 21-22 September 2021.

Senior Technical Analyst Henan Putihrai Sekuritas Liza Camelia Suryanata mengatakan pergerakan IHSG belakangan sukar diperkirakan. Menurutnya pelaku pasar masih menunggu dengan gugup terkait jadwal pelaksanaan tapering oleh bank sentral AS yang akan ditetapkan pada pekan depan.

“Kami menaruh harapan pada support 6.090 sampai dengan 6.080 untuk menghalangi melemahnya tren yang sedang berlangsung saat ini dan mengubahnya jadi tren turun. Jadi jika di penghujung minggu ini IHSG bisa bertahan di atas 6.100 kami udah cukup happy,” katanya kepada Bisnis pada Jumat (17/9/2021).

Liza menambahkan, dalam jangka menengah IHSG cenderung mengalami tren kenaikan. Dia berharap level resistance 6.140 bisa segera terlampaui. Dengan begitu level resistance selanjutnya yaitu 6.170 akan mudah tergapai hingga menembus 6.260 niscaya tidak akan terlalu sulit lagi.

Sementara untuk target akhir tahun ini, Liza melihat perkembangan dan volatilitas pasar dari berbagai ketidakpastian maka level 6.300 sampai dengan 6.400 menjadi target konservatif. Selain itu, Liza membeberkan beberapa saham yang menarik dicermati hingga pekan depan.

Misalnya JSMR karena merujuk kepada mobilitas yang mulai naik dengan pelonggaran PPKM. Lalu beberapa emiten ritel seperti MAPI, ACES, dan RALS. “Saham konstruksi & property yang mulai menata early-phase bullish trend juga bisa kita monitor apakah mampu terus menembus resistance jangka pendeknya,” katanya.

Meski demikian, Liza menilai sektor properti memiliki risiko karena berhubungan langsung dengan pelaksanaan tapering. Begitu juga dengan sektor finansial dan sektor konstruksi yang masih sensitive dengan pergerakan mata uang amerika.

Menurutnya, sekalipun Bank Indonesia sudah bersiap-siap akan efek tapering ini sejak beberapa bulan yang lalu dan diperkirakan tidak akan terjadi gegar pada dunia finansial seperti Taper Tantrum 2013 lalu, investor harus tetap waspada dikarenakan banyaknya pertimbangan.

“Maka rekomedasi terbaik dari kami jangan terlalu banyak buka posisi pembelian dulu, setidaknya sampai seluruh pasar mampu buktikan mampu tembus resitance 6.170 atau menjaga level support 6.080 sampai 6.000,” katanya.

Sementara itu, IHSG akhir pekan ini berakhir melesat 0,38 persen atau 23,30 poin ke level 6.133,24 pada perdagangan Jumat (17/9/2021).

Berdasarkan data Bloomberg, sepanjang hari ini IHSG bergerak dalam rentang 6.133,24-6.086,08. Sebanyak 216 saham menguat, 295 saham merah, dan 147 saham stagnan. Kapitalisasi pasar di posisi Rp7.513,64 triliun.

Investor asing mencatatkan foreign net buy di seluruh pasar senilai Rp458,80 miliar. Saham yang paling banyak menjadi sasaran beli adalah PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. (TLKM) senilai Rp140,2 miliar.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper