Bisnis.com, JAKARTA - Emiten kontraktor pertambangan PT Darma Henwa Tbk. berekspansi ke Kalimantan Selatan tahun ini dalam rangka menggenjot pertumbuhan kinerja. Hasilnya diperkirakan terlihat pada paruh kedua tahun ini.
Wakil Presiden Direktur Darma Henwa Prabhakaran Balasubramanian mengatakan perseroan telah berinvestasi dalam peralatan pertambangan yang diharapkan dapat meningkatkan volume di proyek-proyek tersebut.
“Perseroan terus berinvestasi besar-besaran melalui program perbaikan alat produksi, terutama untuk Proyek Satui di Kalimantan Selatan,” tulis Prabhakaran dalam siaran pers, dikutip Selasa (6/7/2021).
Prabhakaran memperkirakan peningkatan volume dari proyek di Kalimantan Selatan bakal terlihat pada semester II/2021 seiring dengan penambahan lebih banyak fleet produksi perseroan pada kuartal kedua dan ketiga tahun ini.
Adapun, peningkatan kapasitas fleet produksi dilakukan melalui kombinasi peralatan baru dan membangun kembali armada yang lama. Emiten dengan kode saham DEWA ini memperpanjang usia peralatan yang ada melalui program daur ulang (recycle), pembangunan kembali (rebuild), dan penggunaan kembali (reuse).
“Program tersebut lebih ramah lingkungan dan mendukung pertambangan berkelanjutan kami,” ujar Prabhakaran.
Baca Juga
Perseroan disebut juga meningkatkan produktivitas fleet produksi untuk meningkatkan jam kerja efektif (effective working hours).
Kombinasi antara strategi pembangunan kembali (rebuild) melalui efisiensi modal dan peningkatan kinerja operasional melalui efisiensi operasional diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah kepada pemegang saham dan pemangku kepentingan melalui transformasi yang berkelanjutan.
Hingga akhir kuartal I/2021, total volume pemindahan material menggunakan fleet produksi DEWA meningkat 26,4 persen menjadi 16,3 juta bcm, dari sebelumnya 12,9 juta bcm pada kuartal I/2020
Namun, volume produksi dari subkontraktor turun signifikan menjadi 11,0 juta bcm dari sebelumnya 22,7 juta bcm.
Begitu pula total volume pemindahan material turun 23,3 persen menjadi 27,3 juta bcm dari 35,6 juta bcm.
“Hal ini disebabkan karena perseroan menghentikan subkontraktor di Proyek Bengalon pada pertengahan tahun 2020 karena kontrak yang tidak ekonomis,” imbuh Prabhakaran.
Berdasarkan laporan keuangan per 31 Maret 2021, emiten dengan kode saham DEWA membukukan pendapatan senilai US$73,77 juta atau turun 10 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai US$81,98 juta.
Laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk meningkat 27,27 persen menjadi US$876.338 pada kuartal I/2021 dibandingkan sebelumnya US$688.563 pada kuartal I/2020.