Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Cek 10 Saham Termahal di BEI, Beli BBCA atau GGRM?

Jika emiten ingin memanfaatkan momentum pertumbuhan investor ritel dan mengincar likuiditas sahamnya, emiten selalu memiliki opsi untuk menggelar pemecahan harga saham.
Layar elektronik menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (12/8/2020). Bisnis/Abdurachman
Layar elektronik menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (12/8/2020). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah saham dengan harga termahal di Bursa Efek Indonesia diyakini masih menarik untuk dicermati meskipun investor harus merogoh kocek lebih besar untuk mengakumulasinya.

Berdasarkan data Bloomberg, per 16 Juni 2021, 10 besar saham termahal di Bursa Efek Indonesia dipimpin oleh dua emiten milik Toto Sugiri, PT DCI Indonesia Tbk. (DCII) di level Rp59.000 dan PT Indointernet Tbk. (EDGE) di level Rp36.250

Kemudian diikuti oleh PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) di level Rp35.650, PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) di level Rp31.925, dan PT Metropolitan Kentjana Tbk. (MKPI) di level Rp25.200.

Selain itu, terdapat saham PT United Tractors Tbk. (UNTR) di level Rp22.650, PT Gowa Makassar Tourism Development Tbk. (GMTD) di level Rp16.725, PT Indotambangraya Megah Tbk. (ITMG) Rp15.200, PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) sebesar Rp14.050, dan PT Bank Jago Tbk. (ARTO) sebesar Rp14.000.

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana menjelaskan bahwa harga saham mahal belum tentu mencerminkan secara valuasi saham itu dikategorikan juga mahal.

Investor umumnya akan selalu kembali menilai harga saham berdasarkan price to earning ratio (PER) maupun price to book value (PBV).

Adapun, di antara saham-saham termahal itu terdapat dua saham yang memiliki nilai PER di bawah 10, yang umumnya akan menjadi tolak ukur bagi investor saham itu dikategorikan mahal atau tidak.

GGRM memiliki PER 9,86 kali, dan BYAN memiliki PER 7,12 kali.

Dia pun menjelaskan bahwa harga saham semahal apapun, sepanjang minat investor masih tinggi maka tidak akan menjadi hambatan bagi investor untuk masuk ke saham tersebut.

“GGRM dan BBCA yang mahal dari dulu saja, sampai sekarang masih ramai ditransaksikan. Selama investor menilai harga mahal itu didukung fundamental dan banyak investor percaya saham itu layak dihargai di angka itu, ya tetap akan menarik di mata investor untuk beli,” ujar Wawan kepada Bisnis, Rabu (16/6/2021).

Dia menambahkan bahwa BEI juga telah merevisi aturan lot saham pada 2014 silam, yaitu yang sebelumnya 500 saham per lot menjadi 100 saham per lot sehingga pembelian per lot sudah relatif terjangkau bagi sejumlah investor ritel.

Dia mencontohkan, dengan harga saham DCII yang saat ini Rp59.000 per saham, maka setiap pembelian 1 lotnya sejumlah Rp5,9 juta dibandingkan dengan jika menggunakan aturan sebelumnya sebesar Rp29,5 juta untuk pembelian 1 lot saham DCII.

Lagipula, lanjut dia, jika emiten ingin memanfaatkan momentum pertumbuhan investor ritel dan mengincar likuiditas sahamnya, emiten selalu memiliki opsi untuk menggelar pemecahan harga atau stock split untuk mengincar investor ritel lebih banyak.

Namun, Wawan tetep memperingatkan bagi investor untuk tetap berhati-hati dan terus memperhatikan fundamental dan prospek kinerja secara matang-matang dari setiap saham.

Di antara 10 saham termahal di BEI, Wawan merekomendasikan BBCA untuk dicermati oleh investor.

“BBCA harganya selalu premium, tetapi dilihat dari pertumbuhan kinerja masih tumbuh, profit ada, transaksi ramai bahkan kerap menjadi top stocks based on value, secara transaksi besar dan pemegang saham banyak, Jadi investor pun tidak masalah BBCA harganya tinggi,” ujar Wawan.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Farid Firdaus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper