Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sky Energy (JSKY) Bidik Pendapatan Rp700 Miliar Lebih pada 2021

Target pendapatan itu diharapkan naik lima kali lipat mencapai US$264,54 juta pada 2025 seiring dengan berbagai rencana ekspansi yang disiapkan JSKY.
Presiden Direktur PT Sky Energy Indonesia Tbk Jackson Tandiono (kanan) berbincang dengan Presiden Direktur PT Sanken Indonesia Yoshiyuki Sone usai penandatanganan nota kesepahaman di Bogor, Jawa Barat, Senin (16/42018)./JIBI-Rachman
Presiden Direktur PT Sky Energy Indonesia Tbk Jackson Tandiono (kanan) berbincang dengan Presiden Direktur PT Sanken Indonesia Yoshiyuki Sone usai penandatanganan nota kesepahaman di Bogor, Jawa Barat, Senin (16/42018)./JIBI-Rachman

Bisnis.com, JAKARTA - PT Sky Energy Indonesia Tbk. mengincar pendapatan senilai US$52,74 juta pada 2021 atau sekitar Rp738,36 miliar (kurs Rp14.000).

Target pendapatan itu diharapkan naik lima kali lipat mencapai US$264,54 juta pada 2025 seiring dengan berbagai rencana ekspansi yang disiapkan perseroan.

Presiden Direktur Sky Energy Indonesia Jackson Tandiono mengatakan pihaknya akan meningkatkan kapasitas pabrik modul surya dan mengembangkan beberapa produk baru dalam lima tahun ke depan. Selain itu, perseroan juga akan menggenjot volume pengiriman ekspor.

“Saat ini kami memiliki kapasitas produksi modul surya hingga 200 megawatt dan sel surya sebesar 100 megawatt. Pada 2025, kapasitas akan ditingkatkan menjadi lebih dari 500 megawatt,” jelas Jackson, Senin (1/2/2021).

Emiten dengan kode saham JSKY ini juga telah menyiapkan pendanaan untuk melakukan ekspansi tersebut. Terdekat, perseroan bakal mengeksekusi penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) atau rights issue.

Dalam aksi korporasi ini, JSKY akan melepas 199,18 juta saham baru dengan himpunan dana dibidik mencapai Rp99,59 miliar.

“Dana rights issue ini untuk modal kerja pabrik sel surya yang kedua. Kami sudah mengembangkan sel surya dengan dana IPO, sekarang [dana rights issue] untuk menigkatkan kapasitasnya,” imbuh Jackson.

JSKY melakukan penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) pada 28 Maret 2018 dengan melepas 203,26 juta saham pada harga Rp400. Volume itu setara dengan 20,002 persen dari modal ditempatkan dan disetor perseroan. Dana perolehan dari IPO ialah Rp81,30 miliar.

Lebih lanjut, peningkatan kapasitas produksi akan dilakukan JSKY secara bertahap. Jackson menjelaskan pada semester II/2021, perseroan akan membangun pabrik ketiga untuk produksi sel surya.

Selanjutnya pada 2022 diharapkan kapasitas pabrik sel surya kedua bisa mencapai 200 megawatt dan mulai beroperasi pada semester II/2022. Pada 2024, kapasitas produksi sel surya ditingkatkan menjadi 500 megawatt.

Jackson mengklaim bahwa JSKY sudah menjadi perusahaan manufaktur modul solar terbesar dan satu-satunya di Indonesia dengan kapasitas saat ini. Adapun, beberapa produk yang ditawarkan perseroan a.l. Light Weight Solar Module, Solar Cell, Framed Solar Module, serta Flexible & Foldable Panel.

“Kami memiliki kapasitas produksi sel surya sebesar 100 megawatt dengan pabrik yang terotomatisasi penuh,” kata Jackson.

Selain melayani pasar domestik, perusahaan yang berdiri pada 2008 ini juga telah melakukan ekspor ke Amerika Serikat, Jepang, Irlandia, dan Filipina.

Berikutnya, JSKY akan menambah negara tujuan ekspor ke Australia dan Afrika serta menunjuk perwakilan penjualan di sana.

Berdasarkan laporan keuangan kuartal III/2020, JSKY mencetak laba bersih sebesar Rp17,14 miliar. Posisi tersebut turun 38,91 persen dibandingkan catatan pada kuartal III/2019 saat JSKY meraup laba bersih Rp26,08 miliar.

Penyebab utama penurunan itu adalah anjloknya penjualan baik secara domestik maupun ekspor. Kontribusi pendapatan dari penjualan domestik pada kuartal III/2020 tercatat sebesar Rp127,77 miliar, jauh di bawah perolehan kuartal III/2019 sebesar Rp255,61 miliar.

Penerimaan perusahaan dari ekspor juga anjlok cukup dalam. JSKY hanya mampu mencetak pendapatan Rp62,18 miliar berbanding terbalik dengan realisasi kuartal III/2019 senilai Rp102,11 miliar.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper