Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Beda dengan Ustaz Yusuf Mansur, Lo Kheng Hong Hindari Saham BUMN Karya

Lo Kheng Hong merasa lebih baik masuk ke perusahaan yang minim utang dan memiliki kas besar. Dengan begitu, ia berpendapat investasi akan cenderung lebih aman.
Investor saham yang dijuluki Warren Buffet Indonesia Lo Kheng Hong memaparkan materinya pada acara Mega Talkshow Investasi 2020 di Aula Barat Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung, Jawa Barat, Sabtu (7/3/2020). Bisnis/Rachman
Investor saham yang dijuluki Warren Buffet Indonesia Lo Kheng Hong memaparkan materinya pada acara Mega Talkshow Investasi 2020 di Aula Barat Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung, Jawa Barat, Sabtu (7/3/2020). Bisnis/Rachman

Bisnis.com, JAKARTA – Harga saham emiten BUMN Karya terpantau bertahan di zona hijau pada periode tahun berjalan. Namun, investor kenamaan Indonesia Lo Kheng Hong justru tidak ikut mengoleksinya.

Pak Lo, panggilan akrabnya, mengatakan tidak pernah membeli saham emiten infrastruktur termasuk dari BUMN Karya karena perusahaan di sektor tersebut cenderung memiliki utang dalam jumlah besar.

"Kebetulan saya sama sekali tidak punya sektor infrastruktur ini. WSKT, WIKA, ADHI, saya tidak punya. Kenapa? Karena saya takut beli perusahaan infrastruktur, utangnya bisa Rp50 triliun, ngeri banget. Tidak berani saya," kata Lo Kheng Hong dalam diskusi bersama KBRI Singapura, Senin (18/1/2021). 

Apalagi dengan kondisi seperti sekarang ini, Lo Kheng Hong merasa lebih baik masuk ke perusahaan yang minim utang dan memiliki kas besar. Dengan kondisi seperti itu, Lo Kheng Hong berpendapat investasinya lebih aman.

Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2020, PT Waskita Karya (Persero) Tbk. membukukan total liabilitas senilai Rp91,86 triliun. Liabilitas jangka pendek tercatat senilai Rp38,79 triliun dan liabilitas jangka panjang senilai Rp91,86 triliun.

Pada saat bersamaan, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. membukukan total liabilitas senilai Rp45,26 triliun. Perinciannya liabilitas jangka pendek senilai Rp40,18 triliun dan liabilitas jangka panjang senilai Rp5,07 triliun.

Selanjutnya PT Adhi Karya (Persero) Tbk. memiliki total liabilitas senilai Rp31,96 triliun dengan liabilitas jangka pendeka Rp26,56 triliun dan liabilitas jangka panjang Rp5,39 triliun.

Seakan berada di perahu yang berbeda, ustaz kondang Yusuf Mansur sekaligus Bos Grup Paytren justru mengajak investor mengoleksi saham WSKT dan sejumlah saham emiten BUMN lainnya sejak akhir tahun lalu.

Dalam cuitannya, Yusuf Mansur mengatakan saham Waskita bakal langgeng melaju pada 2021. Oleh karena itu, investor dapat ikut menjadi pemegang saham, bukan profit taking.

"Yg udah megang Waskita, pegangin. Asli, insyaaAllah bakal langgeng di 2021. Aaamin. Juga BUMN yg lain. Pegangin aja. Jadi Owner lah. Bismillaah. Bukan taking profit," cuitnya dalam akun twitter, Rabu (30/12/2020).

UYM juga menyampaikan membeli saham Waskita merupakan salah satu metode mansurmology, karena ikut membantu saham emiten yang menyangkut hajat hidup orang banyak.

Di lantai bursa, saham WSKT ditutup menguat 1,59 persen menjadi Rp1.920 pada akhir perdagangan Senin (19/1/2021). Selanjutnya ADHI melemah 0,53 persen menjadi Rp1.860 dan WIKA turun lebih dalam lagi 4,66 persen menjadi Rp2.250.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper