Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Awal 2021, Ada 3 Perusahaan Siap Masuk Bursa Efek Indonesia

Ada 3 calon emiten pada awal 2021 yang siap masuk BEI, yakni PT FAP Agri Tbk., PT Diagnos Laboratorium Utama Tbk., dan PT DCI Indonesia Tbk.
Karyawan beraktifitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (9/9/2020). Bisnis/Abdurachman
Karyawan beraktifitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (9/9/2020). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA — Tiga perusahaan siap mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia pada Januari 2021. Calon emiten tersebut ialah PT FAP Agri Tbk., PT Diagnos Laboratorium Utama Tbk., dan PT DCI Indonesia Tbk.

Dalam prospektus yang dikutip Minggu (3/1/2020), FAP Agri menggelar initial public offering (IPO) dengan melepas 544,41 juta saham pada harga pelaksanaan Rp1.840 per saham. Dengan demikian, perseroan berpotenesi menggalang dana Rp1 triliun.

“Setelah dikurangi biaya emisi, dana segar yang diperoleh dari aksi itu seluruhnya akan digunakan untuk pembayaran utang kepada PT Bank Central Asia Tbk. Nilai pinjaman yang akan dilunasi Rp1 triliun,” tulis Manajemen FAP Agri.

Perusahaan perkebunan sawit yang terafiliasi dengan Keluarga Fangiono yang menguasai First Resources itu dijadwalkan melantai di BEI pada Senin (4/1) dengan kode saham FAPA.

Untuk diketahui, FAP Agri merupakan perusahaan holding yang melakukan kegiatan perkebunan dan industri kelapa sawit melalui entitas anak. FAP Agri memiliki total penguasaan lahan untuk dikembangkan saat ini lebih dari 110.000 hektare (ha).

Operasional FAP Agri membentang di Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, dan Riau, yang mencakup kedalam 10 entitas anak perusahaan, 5 pabrik Kelapa Sawit (PKS) dengan kapasitas total lebih dari 200 ton per Jam, dan 1 pabrik pengolahan kernel (Kernell Crushing Plant).

Perusahaan kelapa sawit ini didirikan pada tahun 1994 dan semula kepemilikan sahamnya dikuasai oleh Keluarga Fangiono. Namun, saat prospektus diterbitkan kepemilikan saham FAP Agri dikuasai 95 persen oleh Prinsep Management Limited dan 5 persen oleh PT Fangionoperkasa Sejati sebesar 5 persen.

Nantinya, setelah IPO porsi kepemilikan saham Prinsep Management menjadi 80,75 persen, PT Fangionoperkasa Sejati 4,25 persen, dan publik sebesar 15 persen.

Sementara itu, DCI Indonesia merupakan perusahaan penyedia pusat data yang didirikan sebagai enabler bagi komunitas bisnis. Pusat data milik DCI dibangun di atas lahan seluas 8,5 hektare.

Dalam IPO, DCI Indonesia berpotensi meraih dana IPO Rp150,17 miliar dengan menawarkan 357,56 juta saham seharga Rp420 per saham. Berdasarkan data KSEI, DCI Indonesia akan listing pada 6 Januari 2021.

Dalam prospektusnya, 80% dana hasil IPO akan digunakan DCI untuk belanja modal berupa low voltage panel dan genset, sedangkan sisanya untuk modal kerja.

Setelah FAP Agri dan DCI Indonesia, Diagnos Laboratorium Utama akan masuk pasar saham setelah merampungkan IPO yang mengincar dana segar Rp50 miliar. Sebanyak 250 juta saham Diagnos Laboratorium Utama dilepas pada harga pelaksanaan Rp200 per saham dalam IPO. Perusahaan tersebut dijadwalkan listing pada 15 Januari 2021.

“Pengembangan usaha ditujukan untuk pembangunan laboratorium utama, pembangunan cabang Makassar, pembangunan cabang Surabaya dan pembangunan cabang medan yang ditargetkan akan selesai pada 2021,” tulis Manajemen Diagnosa Laboratorium Utama dalam prospektusnya.

Diagnos ialah entitas anak dari Bunda Medik Healthcare (BHMS) Group yang memiliki jaringan rumah sakit seperti RSIA Bunda Jakarta, RSU Bunda Jakarta, RSU Bunda Margonda, dan Klinik Spesialis BIC.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper