Bisnis.com, JAKARTA – Setelah program 3 juta rumah tidak masuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN), pemerintah kini resmi memperpanjang diskon pajak pembelian rumah atau Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP). Sejumlah analis menilai, perpanjangan PPN DTP mampu mengerek kinerja emiten properti dalam negeri.
Untuk diketahui, PPN DTP 100% awalnya diberikan pemerintah hanya untuk periode Januari hingga Juni 2025, sedangkan periode Juli hingga Desember 2025 dengan diskon sebesar 50%. Namun, dalam keputusan terbaru, pemerintah memperpanjang PPN DTP sebesar 100% hingga semester II/2025.
Analis MNC Sekuritas PIK Hijjah Marhama menerangkan, kebijakan ini mampu menjadi stimulus untuk sektor properti karena mampu memberikan magnet bagi calon pembeli rumah. Bahkan, kebijakan ini dinilai mampu menaikkan marketing sales tahunan emiten properti.
Selain itu, mekanisme PPN DTP 100% yang hanya berlaku bagi pembelian hunian hingga Rp2 miliar, dinilai menjadi katalis lainnya yang membuat kebijakan ini tepat sasaran.
Meskipun dinilai mampu memberikan penguatan terhadap kinerja sektor properti, Rahma tidak menampik potensi pelemahan sektor ini yaitu pada 2026.
“Jadi bagus sekali untuk katalis emiten properti. Tapi, insentif ini bersifat temporer, belum fix untuk jangka panjang," katanya, Selasa (29/7/2025).
Baca Juga
Terlebih, program 3 juta rumah yang digagas Presiden Prabowo Subianto tidak masuk dalam PSN. Hal itu dinilai bakal menjadi salah satu tantangan emiten properti setelah kebijakan ini usai.
Belum lagi, sejumlah tantangan menanti emiten properti ke depannya, seperti daya beli masyarakat yang lesu. Rahma menilai, stabilnya nilai tukar rupiah hingga BI Rate yang berada di bawah 5% ke depannya berpotensi memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk membeli rumah.
“Jadi, insentif ini sifatnya masih sebagai stimulus aja, belum bisa menjadi transformasi untuk jangka panjang,” tambahnya.
Senada, Senior Market Chartist Nafan Aji Gusta menerangkan, selain stimulus pembebasan pajak, penurunan suku bunga BI juga dinilai akan menjadi kombinasi yang positif bagi kinerja sektor properti ke depannya.
“Jadi nanti potensial meningkatkan permintaan kredit, baik KPR maupun KPA. Sehingga mampu memberikan katalis positif ke sektor properti secara jangka panjang,” kata Nafan singkat, Selasa (29/7/2025).
Di tengah sentimen positif ini, Nafan merekomendasikan saham PT Bumi Serpong Damai Tbk. (BSDE), PT Ciputra Development Tbk. (CTRA), dan PT Summarecon Agung Tbk. (SMRA), dengan target harga masing-masing Rp995, Rp1.420, dan Rp474 per lembar.
Sedangkan Rahma menilai, stimulus ini akan sangat dirasakan oleh pengembang properti yang menjual unit siap huni. Dia merekomendasikan SMRA, CTRA, dan BSDE karena pertimbangan tersebut.
“SMRA juga secara teknikal menarik, potensi pola double bottom, jika break neckline Rp460, peluang swing di level Rp600 dan stop loss Rp380,” tutup Rahma.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.