Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ambisi Iklim Asia Akan Dorong Pasar Green Bond Tahun Depan

Menurut Fitch Rating, penerbitan obligasi hijau oleh pemerintah dan perusahaan di Asia turun menjadi sekitar US$37 miliar per 7 Desember 2020. Angka itu sangat kontras jika dibandingkan dengan penjualan di Amerika dan Eropa.
Pialang memperhatikan Yield SUN Indonesia/Antara-Prasetyo Utomo
Pialang memperhatikan Yield SUN Indonesia/Antara-Prasetyo Utomo

Bisnis.com, JAKARTA - Penjualan obligasi hijau di Asia turun 30 persen tahun ini, tertinggal dari sejumlah kawasan lain di dunia. Namun demikian, ambisi iklim yang baru-baru ini muncul oleh China dan Jepang, diprediksi akan mendongkrak penerbitan obligasi hijau di tahun depan.

Dilansir Bloomberg, Selasa (8/12/2020), menurut Fitch Rating, penerbitan obligasi hijau oleh pemerintah dan perusahaan di Asia turun menjadi sekitar US$37 miliar per 7 Desember 2020.

Angka itu sangat kontras jika dibandingkan dengan penjualan di Amerika yang meningkat 8 persen menjadi hampir US$44 miliar dan Eropa yang melonjak lebih dari 22 persen menjadi di atas US$140 miliar.

Mervyn Tang, Kepala Global Penelitian ESG di Fitch melihat tren penerbitan green bond akan naik di Asia pada tahun depan seiring janji dari negara-negara seperti China dan Jepang untuk menjadi netral karbon dalam beberapa dekade mendatang.

Fokusnya akan kembali pada utang hijau pada 2021 setelah lonjakan penjualan obligasi sosial dan berkelanjutan pada tahun 2020 karena pandemi.

"Kami melihat akan ada peningkatan dalam penerbitan berlabel hijau di Asia Pasifik karena perhatian beralih dari langkah-langkah bantuan pandemi ke pembiayaan proyek hijau yang diperlukan untuk memenuhi janji emisi nol-bersih utama di seluruh wilayah,” kata Tang yang berbasis di Hong Kong.

Langkah itu juga dikombinasikan dengan dorongan kebijakan untuk mendukung pasar keuangan hijau.

Kawasan lain masih akan membayangi Asia untuk obligasi hijau pada 2021. Rencana pemulihan Uni Eropa mencakup janji untuk menawarkan jumlah utang yang signifikan.

Selain itu, kepemimpinan Joe Biden di Amerika Serikat juga akan mendongkrak dana tambahan ke infrastruktur hijau AS untuk menyelaraskan dengan Kesepakatan Paris.

Dengan China dan Jepang, ekonomi terbesar kedua dan ketiga di dunia, masing-masing bertujuan untuk mencapai netralitas karbon pada awal 2060 dan 2050, pasar akan bergerak untuk mendanai perubahan ini.

Hal itu termasuk pengembangan obligasi transisi, dengan perusahaan di industri seperti minyak atau batu bara akan melakukan penjualan untuk membantu mengumpulkan dana untuk pindah ke energi bersih.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Reni Lestari
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper