Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Aksi IPO di Indonesia Paling Tinggi di Asean

Sepanjang tahun berjalan hingga akhir kuartal III/2020, Indonesia tercatat memiliki 46 perusahaan baru yang melantai di Bursa.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menerima panggilan telepon saat acara peringatan 25 Tahun initial public offering (IPO) Telkom di Jakarta, Kamis (19/11/2020). Bisnis/Abdullah Azzam
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menerima panggilan telepon saat acara peringatan 25 Tahun initial public offering (IPO) Telkom di Jakarta, Kamis (19/11/2020). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA — Kendati masih berada di tengah situasi pandemi, iklim penawaran umum saham perdana Indonesia dinilai masih sehat. Pun, jumlah dana yang terhimpun diperkirakan meningkat di kuartal terakhir tahun ini.

Sepanjang tahun berjalan hingga akhir kuartal III/2020, Indonesia tercatat memiliki 46 perusahaan baru yang melantai di Bursa. Realisasi ini meningkat 21,1 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yakni 38 IPO.

EY Indonesia M&A Practice Leader Sahala Situmorang mengatakan, terlepas dari pandemi yang tengah terjadi tahun ini, jumlah IPO yang tercatat di pasar modal Indonesia ternyata mengalami peningkatan.

“Kami juga menyaksikan peningkatan jumlah usaha kecil dan menengah (UMKM) yang memasuki pasar modal untuk kebutuhan pendanaan mereka,” ujar Sahala seperti dikutip dari publikasi Ernst & Young, Jumat (20/11/2020).

Terlihat, 54,4 persen dari perusahaan yang go public mengumpulkan Rp50-250 miliar atau sekitar US$3,4—17 juta. Sementara 41,3 persen dari perusahaan yang baru terdaftar mengumpulkan kurang dari Rp 50 miliar atau $3,4 juta.

Namun, pada Q4/2020, Sahala memperkirakan akan ada IPO skala besar yang akan mengumpulkan dana hingga US$500 juta atau sekitar Rp7,06 triliun.

“Dengan latar belakang ini, kami yakin bahwa pasar IPO Indonesia tahun ini akan mampu meraih rekor tinggi di tengah tantangan utama yang kami hadapi,” tambahnya.

Lebih lanjut Sahala mengatakan secara umum tahun ini memang tidak dapat diprediksi. Menurutnya, saat memasuki kuartal terakhir 2020, investor mungkin akan mengamankan keuntungan segera setelah mereka melihat tanda-tanda ketidaknyamanan pasar.

Sementara secara global, perbedaan antara kesejahteraan ekonomi, PDB, dan penilaian pasar saham, juga dapat menyebabkan kecemasan di antara beberapa investor.

Apalagi ada sejumlah hal yang memiliki ketidakpastian tinggi. Antara lain perdagangan AS-China, hasil pemilihan presiden, ketidakpastian seputar Brexit dan prospek Q4 yang positif dengan penyebaran kesepakatan yang sehat di berbagai pasar.

“Selama peluang tetap terbuka, diharapkan transaksi akan terus dilakukan,” pungkasnya.

Sementara itu Ernst & Young mencatat bahwa sepanjang tahun ini ada 77 penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO) di Asia Tenggara , dengan total dana yang terhimpun US$4,3 miliar.

Secara volume, realisasi tersebut menurun 13 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, sedangkan jika dilihat dari sisi pendapatan ada kenaikan sekitar 12 persen secara tahunan.

“Pada Q3/2020, ada total 33 IPO yang mengumpulkan US$1,1 miliar di seluruh Asean, dimana naik 175 persen dalam volume dan 491 persen dalam hasil dari Q2/2020.

Ernst & Young mengatakan, meski Malaysia mengalami peningkatan yang stabil dalam aktivitas secara keseluruhan, dampak ekonomi dari pandemi COVID-19 terasa cukup signifikan, terutama di Indonesia dan Thailand.

“Akibatnya, wilayah terkait memerlukan waktu yang relatif lama untuk pulih,” tulis firma multinasional itu.

Meskipun demikian, Indonesia dan Tahiland diharapkan jadi motor penggerak. Indonesia memiliki satu IPO dalam list yang dapat mengumpulkan US$500 juta di akhir tahun, sedangkan Thailand memiliki beberapa IPO yang cukup besar pada Q4/2020.

EY Asean IPO Leader Max Loh mengatakan aktivitas IPO yang sehat pada Q3/2020 menunjukkan bahwa perusahaan di Asia-Pasifik memanfaatkan peluang untuk go-public dalam meningkatkan ketahanan dan meningkatkan basis modal mereka untuk investasi dan pertumbuhan.

Dia menilai valuasi kuat yang terlihat di beberapa perusahaan 'ekonomi baru' yang terdaftar baru-baru ini dan yang tidak terkena dampak pandemi memberikan sinyal positif kepada calon IPO potensial lainnya yang ingin menyelesaikan transaksi mereka di kuartal mendatang.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper