Bisnis.com, JAKARTA — PT AirAsia Indonesia Tbk. masih belum mampu memperbaiki kinerja, dibuktikan dengan membengkaknya kerugian perusahaan menjadi Rp345,53 miliar per kuartal I/2020.
Dalam laporan keuangan kuartal I/2020 yang dipublikasikan pada Sabtu (29/8/2020), emiten berkode saham CMPP itu membukukan pendapatan Rp1,32 triliun atau turun tipis 0,57 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yang sebesar Rp1,33 triliun.
Sayangnya, beban bahan bakar meningkat 6,83 persen secara year-on-year (yoy) dari Rp576,51 miliar menjadi Rp615,89 miliar. Secara keseluruhan, pos beban penghasilan usaha naik 18,83 persen secara tahunan menjadi Rp1,67 triliun dari sebelumnya Rp1,41 triliun.
Selain itu, pendapatan keuangan menyusut hampir separuhnya dari Rp1,05 miliar menjadi hanya Rp548,57 juta. Beban keuangan juga bertambah menjadi Rp61,21 miliar dari sebelumnya hanya Rp19,49 miliar.
Akibatnya, rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik menjadi Rp345,35 miliar dari posisi kuartal I/2019, yang sekitar Rp93,79 miliar.
AirAsia Indonesia juga masih belum melaporkan laporan keuangan semester I/2020. Namun, dalam keterbukaan informasi yang disampaikan di laman resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat (21/8), perseroan memperkirakan laba bersih akan mengalami penurunan hingga 51-75 persen lantaran operasional perusahaan terdampak pandemi Covid-19.
Pendapatan juga diproyeksi mengalami penurunan dengan persentase yang sama.
CMPP melakukan penghentian sementara seluruh penerbangan per 1 April 2020 dan mengoperasikannya kembali secara bertahap pada 19 Juni 2020. Periode tersebut berbarengan dengan musim puncak perjalanan dalam dan luar negeri, seperti mudik Lebaran, musim dingin di Australia, serta musim libur sekolah.
Dengan demikian, peluang maskapai tersebut untuk mengerek kinerja menjadi hilang. Jumlah rute enerbangan yang dilakukan saat ini pun masih terbatas.
Perlambatan kinerja yang dalam juga dihadapi oleh induk usahanya di Malaysia, AirAsia Group Bhd., dan maskapai AirAsia di negara-negara lain. Pada Selasa (25/8), AirAsia Group mengumumkan anjloknya pendapatan hingga 58,98 persen secara yoy pada semester I/2020, menjadi hanya 2,22 miliar ringgit Malaysia dari sebelumnya 5,43 miliar ringgit Malaysia.
Perusahaan yang dipimpin Tony Fernandes ini juga mengalami rugi bersih hingga 1,79 miliar ringgit Malaysia dari posisi laba bersih 111,77 juta ringgit Malaysia pada semester I/2019.