Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

India Pensiun Terbitkan Obligasi Acuan 10 Tahun, Ini Sebabnya

Pemerintah India memutuskan untuk menghentikan penerbitan obligasi acuan tenor 10 tahun hanya dua bulan setelah diterbitkan, untuk membuka jalan bagi penerbitan baru.
Logo Reserve Bank of India di depan kantor pusat sentral di Mumbai, India./Bloomberg
Logo Reserve Bank of India di depan kantor pusat sentral di Mumbai, India./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – India menjual begitu banyak obligasi sampai pasar tidak dapat mengimbanginya.

Pemerintah India memutuskan untuk menghentikan penerbitan obligasi acuan tenor 10 tahun berjalan hanya dua bulan setelah diterbitkan, untuk membuka jalan bagi penerbitan baru. Obligasi saat ini bahkan belum berkesempatan untuk menjadi sepenuhnya likuid.

Fenomena itu disebabkan oleh rencana pendanaan berskala super besar oleh pemerintah. Pihak otoritas berencana untuk menjual obligasi dengan rekor nilai 12 triliun rupee (US$160 miliar) pada tahun fiskal ini demi membiayai defisit fiskal yang dipicu oleh lockdown selama berbulan-bulan.

“Sebelumnya, obligasi baru hanya diterbitkan sekali dalam setahun. Kini, mengingat besarnya jumlah pinjaman, kita bisa berekspektasi [obligasi] acuan 10 tahun akan diterbitkan setiap kuartal,” ujar Kepala Fixed Income Trading di ICICI Securities Primary Dealership Ltd. Naveen Singh.

“Itu akan membuatnya kehilangan nilai kebanggaan,” tambah Singh, dilansir dari Bloomberg, Rabu (29/7/2020).

Di masa lampau, Reserve Bank of India (RBI) cenderung membawa obligasi 10 tahun baru ke dalam pasar setelah menghimpun sekitar 1 triliun rupee dari tenor tersebut dalam setahun.

Tapi kali ini, bank sentral India tersebut menerbitkan obligasi baru setelah menaikkan jumlahnya dalam waktu kurang dari tiga bulan.

Hasilnya adalah obligasi 10 tahun mungkin kehilangan sebagian preminya karena pemerintah bergerak melalui penerbitan yang acapkali dilakukan.

Sejak awal Mei, segmen ini memperoleh sejumlah pinjaman mengingat popularitasnya dengan investor karena cenderung sangat likuid.

Spread antara surat berharga baru dan lama mungkin menyempit menjadi 7-8 basis poin dari sekitar 20 basis poin karena obligasi 10 tahun kehilangan daya tariknya,” kata Singh.

Imbal hasil obligasi 10 tahun turun satu basis poin menjadi 5,84 persen pada Rabu. Pada Selasa (28/7/2020), imbal hasil obligasi 10 tahun naik menjadi 5,88 persen, tertinggi untuk obligasi acuan tersebut sejak 1 Juli, setelah RBI mengatakan akan menjual obligasi 10 tahun baru.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper