Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ringkasan Perdagangan 9 Juli: IHSG Turun, Rupiah Pantang Mundur

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tergelincir ke zona merah, tetapi rupiah mampu lanjut menguat terhadap dolar AS untuk hari keempat beruntun.
Karyawan beraktivitas di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (28/5/2020). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawan beraktivitas di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (28/5/2020). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri pergerakannya di zona merah meskipun masih bertahan di atas level 5.000.

Kendati demikian, nilai tukar rupiah mampu lanjut menguat terhadap dolar Amerika Serikat untuk hari keempat beruntun.

Berikut adalah ringkasan perdagangan di pasar saham, mata uang, dan komoditas yang dirangkum Bisnis.com, Kamis (9/7/2020):

IHSG Bertahan di Atas Level 5.000, Ini Sektor Penopangnya

Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup terkoreksi 0,46 persen atau 23,38 poin ke level 5.052,79. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak dalam kisaran 5.041,93 – 5.111,56.

Sebanyak 8 dari 10 sektor pada IHSG ditutup di teritori negatif, dipimpin infrastruktur (-0,85 persen) dan finansial (-0,69 persen). Adapun sektor pertanian dan pertambangan masing-masing naik 0,99 persen dan 0,48 persen sekaligus membatasi koreksi IHSG.

Saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) yang masing-masing turun 1,6 persen menjadi penekan utama IHSG.

Profit Taking Saham BBCA dan Bank BUMN Buyarkan Reli IHSG

Koreksi sejumlah emiten perbankan penghuni indeks saham sektor keuangan atau JAKFIN memutus tren penguatan indeks harga saham gabungan pada akhir sesi Kamis.

Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan tidak ada data makro ekonomi baik domestik maupun global pada sesi perdagangan hari ini yang memberikan impak positif terhadap pasar. Sebaliknya, ada peningkatan jumlah kasus Covid-19 dan muncul potensi gelombang kedua penyebaran virus.

“Membuat para pelaku pasar lebih cenderung mengambil aksi profit taking,” jelasnya.

Rupiah Menguat Lagi

Pergerakan nilai tukar rupiah lanjut ditutup menguat 15 poin atau 0,10 persen ke level Rp14.395 per dolar AS, apresiasi hari keempat berturut-turut.

Mata uang lainnya di Asia berakhir variatif, dengan won Korea Selatan terdepresiasi tipis 0,03 persen dan peso Filipina terapresiasi 0,17 persen.

Sementara itu, indeks dolar AS yang melacak pergerakan dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama tampak naik tipis 0,03 persen atau 0,029 poin ke posisi 96,457.

Sistem 'New Normal' IPO Berpotensi Tambah Jumlah Investor Bursa

Sistem penawaran umum saham perdana secara elektronik atau electronic initial public offering (e-IPO) dinilai dapat menggenjot jumlah investor di pasar modal.

Pasalnya, dengan transparansi yang ditawarkan sistem elektronik tersebut makin banyak investor yang dapat berpartisipasi dalam proses IPO.

Presiden Direktur CSA Institute Aria Santoso, menyampaikan bahwa e-IPO merupakan penyesuaian mekanisme IPO dengan kemajuan teknologi. Pada akhirnya, bakal tercipta kemudahan bagi banyak pihak untuk melakukan proses IPO dan terbuka peluang bagi investor untuk ikut dalam penawaran saham perdana.

Pergerakan Harga Emas

Harga emas Comex untuk kontrak Agustus 2020 terpantau turun 6,60 poin atau 0,36 persen ke level US$1.814 per troy ounce pukul 19.25 WIB, setelah bergerak fluktuatif dalam kisaran 1.811,70 – 1.825,50.

Namun, harga logam mulia ini diperkirakan bakal bertahan di atas level US$1.800 per troy ounce hingga akhir tahun di tengah kekhawatiran soal gelombang kedua (second wave) Covid-19 di Amerika Serikat, Jerman, Korea Selatan, dan sejumlah negara maju lainnya.

Di dalam negeri, harga emas batangan Antam berdasarkan daftar harga emas untuk Butik LM Pulogadung Jakarta naik Rp6.000 menjadi Rp940.000 per gram.

Harga pembelian kembali atau buyback emas ikut bertambah Rp6.000 menjadi Rp838.000 per gram dari harga sebelumnya.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper