Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gagal IPO, WeWork Kembali Digugat Investornya

Para investor melayangkan gugatan kepada WeWork dengan tuduhan bahwa perseroan telah "menipu" calon investor pada masa penjatahan . Perseroan disebut terlalu membesar-besarkan konsep transformasi bisnis ruang kerja (workspace) untuk dapat menjual saham yang bernilai ratusan juta dolar AS.
Wework
Wework

Bisnis.com, JAKARTA – Polemik gagalnya penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) start-up asal Amerika Serikat, WeWork, memasuki babak baru.

Para investor melayangkan gugatan kepada WeWork dengan tuduhan bahwa perseroan telah “menipu” calon investor pada masa penjatahan . Perseroan disebut terlalu membesar-besarkan konsep transformasi bisnis ruang kerja (workspace) untuk dapat menjual saham yang bernilai ratusan juta dolar AS.

Dilansir dari Bloomberg, gugatan tersebut dimasukkan secara berkelompok oleh para investor yang telah membeli saham WeWork sebelum akhirnya IPO WeWork dibatalkan pada September 2019.

Para investor ini menyebut bahwa direksi dan para eksekutif di WeWork telah memberikan informasi yang berlebihan mengenai rencana bisnis ke depan. Hal itu merujuk pada pernyataan kerugian yang menimpa perseroan dalam aksi bakar uang justru disebut sebagai pengeluaran investasi strategis yang akan mendatangkan laba di kemudian hari.

“Seperti yang terungkap kemudian, WeWork terlibat dalam pemborosan pengeluaran dan strateginya terlalu nekat untuk meningkatkan pertumbuhan. Hal ini tidak sesuai dengan desain pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan dan malah mengambil dana dari investor pada valuasi yang amat tinggi,” tulis surat gugatan tersebut, seperti dikutip Bloomberg, Kamis (4/6/2020).

Adapun beberapa nama direksi WeWork dan pihak Softbank Group disebutkan dalam surat gugatan tersebut. Sejauh ini, pihak WeWork masih belum meberikan konfirmasi. Softbank Group merupakan investor We Work dengan kepemilikan sepertiga saham We Company.

Tahun lalu, perusahaan induk WeWork, We Company, mengajukan penundaan rencana IPO sepekan setelah startup office sharing tersebut memecat CEO Adam Neumann yang juga merupakan pendiri WeWork. Hal ini menjadi sinyal bahwa era bakar-uang oleh perusahaan rintisan telah berakhir.

Menurut prospektus IPO-nya, We Company memiliki kas dan setara kas sekitar US$2,5 miliar pada 30 Juni 2019. Namun, ketika pendapatan naik dua kali lipat menjadi hampir US$1,8 miliar pada 2018, kerugiannya juga lebih dari dua kali lipat yakni mencapai US$1,9 miliar.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Hafiyyan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper