Bisnis.com, JAKARTA – PT J Resources Asia Pasifik Tbk. terus menggenjot penambahan cadangan dan sumber daya emas perseroan di tambang Sulawesi Utara, yaitu Blok Bakan dan Blok Doup.
Direktur J Resources Asia Pasifik Edi Permadi mengatakan bahwa pada tahun ini perseroan akan aktif melakukan eksplorasi untuk menambah cadangan dan sumber daya emas baru.
Emiten berkode saham PSAB itu mengatakan telah mulai melakukan pengembangan proyek Blok Doup yang diperkirakan rampung pada paruh kedua 2021.
“Pada tahun ini kami sudah mulai membangun infrastruktur dan masih dalam proses untuk pembebasan lahan. Pembebasan ini cukup panjang karena dalam satu kawasan itu ada yang statusnya hak guna usaha dan lain-lain,” ujar Edi saat coffee talks bersama J Resources di Jakarta, Rabu (19/2/2020).
Dari total luas lahan 4.000 hektare (ha) untuk pengembangan proyek Blok Doup, yang sedang dalam proses pembebasan lahan sekitar 400 ha, sedangkan sisanya masih sebagai objek potensial eksplorasi. Edi mengaku perseroan telah mengantongi administrasi lahan sekitar 200 ha untuk digarap.
Adapun, total investasi proyek tersebut berada di kisaran US$125 juta hingga US$150 juta yang berasal dari sisa penerbitan obligasi berkelanjutan tahap III perseroan dan pinjaman dari Bank BNI sekitar US$95 juta.
Baca Juga
Sebagai informasi, emiten berkode saham PSAB itu berencana emisi Obligasi Berkelanjutan I J Resources Asia Pasifik Tahap III Tahun 2020 dengan jumlah pokok sebesar Rp 569,65 miliar.
Rencananya, seluruh dana yang diperoleh dari hasil Penawaran Umum Obligasi, setelah dikurangi biaya-biaya emisi akan digunakan oleh Perseroan untuk mempercepat pembayaran Medium Term Notes Tahap I yang diterbitkan oleh anak usaha sebesar Rp500 miliar sedangkan sisanya akan digunakan untuk modal kerja.
Proyek ini diprediksi dapat menambahkan kapasitas produksi tambang Doup hingga 1,5 juta troy oz dari sebelumnya hanya sekitar 60.000 troy oz hingga 70.000 troy oz per tahun.
Sementara itu, untuk proyek Blok Bakan, Edi mengaku akan melakukan eksplorasi lanjutan untuk meningkatkan cadangan dan sumber daya dari blok tersebut.
“Dengan adanya pengembangan kedua proyek tersebut diharapkan dapat memberi kepastian produksi emas perseroan untuk 8 sampai 12 tahun ke depan,” jelas Edi.
Adapun, pada 2019 total sumber daya emas perseroan berhasil naik dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yaitu menjadi 9,3 juta ounce (oz) dari sebelumnya hanya sebesar 9,1 juta oz.
Di sisi lain, perseroan menargetkan produksi tahun ini tidak jauh berbeda dengan realisasi produksi pada tahun lalu, yaitu di kisaran 171.000 ounce (oz). Adapun, Edi mengaku realisasi produksi pada tahun lalu lebih tinggi dibandingkan dengan target 2019 sebesar 169.000 oz.
Overproduction tersebut dikarenakan perseroan melakukan efisiensi operasional yaitu menerapkan aglomerasi sehingga emas yang dapat diekstrak menjadi lebih banyak dan optimal saat processing.
Edi juga mengatakan bahwa menguatnya harga emas dalam beberapa perdagangan terakhir tidak serta merta akan membuat perseroan meningkatkan produksi emas. Dia menjelaskan, banyak faktor yang perlu diperhatikan perseroan sebelum menaikkan produksi.
Sebagai informasi, pada perdagangan Kamis (20/2/2020) hingga pukul 16.24 WIB, harga emas di bursa Comex stabil di level tertingginya US$1.611,5 per troy oz, sedangkan harga spot bertahan di level US$1.609,52 per troy oz.