Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas akhirnya menembus level US$1.600 per troy ounce setelah Iran mulai melancarkan pembalasan terhadap Amerika Serikat atas kematian Jenderal Qasem Soleimani.
Berdasarkan data Bloomberg, harga emas di pasar spot melonjak 2,4 persen ke level US$1.611,42 per troy ounce, level tertinggi sejak 2013, dan diperdagangkan di level US$1.609,28 pada pukul 08.32 pagi waktu Singapura.
Emas melonjak ke level tertingginya dalam lebih dari enam tahun setelah Iran menyerang dua pangkalan udara AS-Irak pada Rabu (8/1/2020) pagi waktu Baghdad.
Ini merupakan aksi pembalasan pertama Iran atas serangan udara AS di Irak yang menewaskan Soleimani pada Jumat (3/1/2020).
Kepada televisi Iran, Garda Revolusi Iran (IRGC) mengatakan bahwa akan ada tindakan lebih lanjut yang dilancarkan sebagai respons atas kematian Soleimani.
Pihak Pentagon AS telah mengkonfirmasikan perihal serangkaian roket yang ditembakkan ke dua pangkalan udara AS-Irak pada Rabu pagi ini. Masih belum diketahui apakah ada kerusakan besar ataupun korban jiwa dari serangan roket ini.
Baca Juga
Sepanjang 2019, harga emas di pasar spot mencatat prestasi dengan kenaikan sekitar 18 persen, kenaikan tahunan terbesar sejak 2010.
Kebijakan moneter yang lebih longgar oleh bank-bank sentral dan melambatnya pertumbuhan global adalah beberapa di antara faktor pendorong emas sepanjang 2019.
Minat investor untuk aset investasi aman (safe haven) ini semakin terangkat pascakematian Soleimani. Sentimen untuk aset-aset berisiko kini dibatasi oleh kekhawatiran eskalasi konflik di Timur Tengah.
Serangan pada Rabu pagi ini tampak menggoyang pasar saham global, dengan indeks futures S&P 500 merosot 1,3 persen, Nasdaq 100 turun tajam 1,7 persen, dan Dow Jones melemah 1,4 persen.
Sementara itu, indeks MSCI Asia Pacific melorot 1,1 persen pukul 10.20 pagi waktu Tokyo, dengan indeks Topix Jepang anjlok 2,2 persen dan Kospi Korea Selatan merosot 1,3 persen.
"Pasar tidak memperhitungkan peluang terjadinya konflik besar yang cukup tinggi ketika serangan udara AS terjadi [pekan lalu]," tutur Max Gokhman, kepala alokasi aset untuk Pacific Life Fund Advisors.
“Sekarang semakin jelas jika situasinya tidak akan mereda dan rasa khawatir kini menghilangkan harapan di benak para investor,” tambahnya.