Bisnis.com, JAKARTA — PT Bakrie & Brothers berhasil memperbaiki rapor merah yang sebelumnya dicatatkan oleh perseroan. Pada periode semester I/2019, perseroan berhasil mencatak laba.
Emiten berkode saham BNBR tersebut, setelah beberapa tahun sejak 2012 didera beban keuangan yang cukup berat pada enam bulan pertama tahun ini mampu mencatatkan laba bersih Rp222,68 miliar, di mana pada tahun sebelumnya perseroan masih mencatatkan kerugian sebesar Rp.1,06 triliun.
“Perolehan laba ini adalah catatan yang bagus. Sebab, tahun lalu perseroan masih mencatat rugi Rp1 triliun lebih,” kata Direktur Utama BNBR, Anindya Novyan Bakrie dalam keterangan resminya, Rabu (31/7/2019).
Dalam laporan keuangan yang, indikator finansial BNBR memperlihatkan capaian yang lebih baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada periode tersebut BNBR berhasil mengantongi pendapatan yang lebih besar yakni Rp.1,71 triliun, naik sebesar 7,54 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya hanya mencapai Rp1,59 triliun.
Anindya menjelaskan bahwa sejumlah faktor juga mendorong perseroan untuk meningkatkan kinerjanya sejak beberapa bulan terakhir, yaitu kinerja anak perusahaan yang makin baik dan memberikan kontribusi positif.
“Sejak akhir Desember 2018 hingga pertengahan 2019, beberapa unit usaha menampilkan performa lebih bagus dibanding waktu-waktu sebelumnya,” katanya.
Dari sisi finansial, pada semester I/2019, PT Bakrie Pipe Industries (BPI), unit usaha perseroan yang memproduksi pipa baja, mampu mencatatkan pendapatan sebesar Rp978 miliar, meningkat 21 persen dibandingkan dengan 2018 sebesar Rp803 miliar. Hal tersebut terjadi karena adanya sejumlah proyek berkesinambungan bersifat multiyears serta sejumlah proyek baru di sektor minyak dan gas maupun di luar itu.
BPI saat ini mendapatkan sejumlah proyek minyak dan gas baru, antara lain pengadaan pipa untuk Saka Energy di wilayah Jawa Timur dan proyek Pembangkit Jawa I (IPP Jawa I). Kedua proyek ini semakin memperkuat proyek multi-years pengadaan pipa untuk bisnis Pertamina di sektor downstream (hilir) yang sudah bergulir sejak akhir 2017 dan tuntas pada semester I 2019.
Sementara itu, di sektor non minyak dan gas, tahun ini BPI kembali memenangkan tender proyek PLN untuk pengadaan tiang listrik.
“Proyek pengadaan tiang listrik senilai Rp400 miliar ini didapatkan kembali oleh perusahaan selama dua tahun berturut-turut. Ini capaian menggembirakan. Semua disokong penjualan para distributor BPI yang tersebar di seluruh Indonesia, selain adanya faktor cost reduction berupa efisiensi bahan baku di dalam proses produksi pipa baja,” kata Anindya Bakrie.