Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Analis: Kasus Jababeka Seperti Bola Liar, Hindari Saham KIJA

Risiko untuk menanam modal di saham PT Kawasan Industri Jababeka Tbk. (KIJA) dinilai sangat besar untuk sekarang ini. Pasalnya, kondisi terburuk setelah default yaitu KIJA terancam pailit.
Pengunjung berjalan di dekat papan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kantor Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (10/6/2019)./Bisnis-Triawanda Tirta Aditya
Pengunjung berjalan di dekat papan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kantor Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (10/6/2019)./Bisnis-Triawanda Tirta Aditya

Bisnis.com, JAKARTA – Polemik yang membelit PT Kawasan Industri Jababeka Tbk. (KIJA) membuat analis merekomendasikan investor untuk menghindari saham tersebut untuk sementara waktu.

David Sutyanto Head of Research Ekuator Swarna Sekuritas menilai kasus yang menimpa KIJA akan berdampak buruk terhadap kinerja saham perseroan. Sebab dalam investasi saham, salah satu prinsip utamanya adalah menghindari "bola liar".

“KIJA ini adalah contoh kasus liar yang kita tidak tahu siapa yang salah. Prinsip saya dalam berbinis jangan pernah pasang di situ karena tidak ada yang tahu arah pergerakannya ke mana,” tegasnya kepada Bisnis.com pada Kamis (18/7).

Menurutnya, risiko untuk menanam modal di saham KIJA sangat besar untuk sekarang ini. Pasalnya, kondisi terburuk setelah default yaitu KIJA terancam pailit. Dengan begitu, David merekomendasikan untuk menjauhi saham tersebut.

“Akhirnya seperti apa tidak ada yang tahu. Overall, KIJA perusahaan yang bagus dan punya prospek begitu ada "bola liar" ya hindari. Masalah kelar baru kita pertimbangkan kembali,” katanya.

Akan tetapi David berharap perselisihan dapat segera diselesaikan antara pemegang saham dan direksi. Apalagi mengingat kebutuhan lahan industry akan semakin meningkat dengan kebijakan tingkat kandungan dalam negeri untuk barang elektronik [TKDN].

“Industri akan terus tumbuh, yang lama mungkin sepi tapi yang baru muncul terus dan butuh lahan industri,” katanya.

Sementara itu, analis PT Pacific 2000 Sekuritas Indra menilai para pemegang notes senilai US$300 juta itu tidak akan meminta perseroan untuk membeli kembali atau buyback. Menurutnya, notes tersebut baru terbit 2017 sehingga bond holder berisiko kehilangan harga maksimal di level harga US$103.

Notes baru seumur jagung dan potensi buyback tidak ada. Saya rasa ini justru berisiko ke kreditur karena cost of call belum maksimal. Mereka kehilangan 2 poin selain itu KIJA belum mampu untuk jangka pendek menutup notes,” katanya.

Sementara itu, berdasarkan laman keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, tiga kontraktor yang terkait dengan proyek Jababekayakni PT Praja Vita Mulia, PT Bhineka Cipta Karya, PT Grha Kreasindo Utama menyatakan tidak setuju terhadap perubahan susunan direksi atau changes of control di tubuh KIJA.

Dalam keterangan resmi, Soegiharto yang diangkat sebagai Direktur Utama Kawasan Industri Jababeka dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) pada 26 Juni 2019 menegaskan bahwa isu yang beredar atas potensi default akibat kewajiban membeli kembali surat utang senilai US$ 300 juta itu tidak valid.

Di sisi lain, keputusan pengangkatannya sebagai Direktur Utama dan Aries Liman sebagai Komisaris telah disetujui dalam RUPST yang mewakili 52,12% pemegang saham perseroan yang menggunakan hak suaranya.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Ana Noviani

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper