Bisnis.com, JAKARTA - Emiten yang bergerak di bidang Energi Baru Terbarukan (EBT), PT Terregra Asia Energy Tbk. mengincar pendapatan usaha dapat meningkat 45% secara tahunan pada 2019, seiring dengan salah satu proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Australia yang mulai beroperasi pada Juli 2019.
Wakil Direktur Utama Terregra Asia Energy Lasman Citra mengatakan, perseroan mengincar pendapatan usaha sebesar Rp66 miliar dan laba bersih sebesar Rp2,5 miliar pada 2019. Target pendapatan usaha pada tahun ini meningkat 45% dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya sebesar Rp45,59 miliar.
Emiten dengan kode saham TGRA ini mengincar kenaikan pendapatan 45% seiring dengan salah satu proyek solar mobilong 5 megawatt mulai beroperasi pada Juli 2019. Total ada 4 proyek PLTS di Australia dan berkapasitas 25 megawatt yang ditangani oleh entitas anak, Terregra Renewable Pty Ltd, dengan kepemilikan 100%.
Lasman menjelaskan, operasional salah satu proyek solar itu pada Juli nanti bakal memberikan kontribusi 25% terhadap pendapatan perseroan. Sedangkan, 3 proyek solar lainnya telah memasuki tahap akuisisi lahan dan desain teknik, yang diperkirakan dapat beroperasi pada 2020
Adapun, target pertumbuhan 20% lainnya berasal dari bisnis exsisting. Pada 2018, pendapatan usaha banyak berasal dari penjualan barang sebesar 99,85%, sedangkan sisanya berasal dari sewa peralatan panel surya kepada pihak ketiga. Pada tahun lalu, bisnis EBT belum memberikan kontribusi terhadap pendapatan.
"Ke depan, EBT akan menopang revenue," katanya, baru-baru ini.
Baca Juga
Pada tahun ini, TGRA mengalokasikan belanja modal sebesar Rp500 miliar. Hingga pertengahan Mei 2019, perseroan telah merealisasikan belanja modal sebesar Rp70 miliar.
Alokasi belanja modal di antaranya untuk proyek pembangkit listrik tenaga air (PLTA) sebesar Rp375 miliar dan PLTS di Australia sebesar Rp81 miliar. Saat ini pipeline proyek PLTA yang dikantongi perseroan sebesar 500 megawatt dan PLTS sebesar 100 megawatt.
Belanja modal bakal bersumber dari kas internal dan penerbitan surat utang. Perseroan saat ini tengah menjajaki penerbitan utang sebesar Rp500 miliar yang diperkirakan pada kuartal III/2019.
"Rights issue juga sedang kami jajaki saat ini," katanya.
Lebih lanjut, hasil rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) yang digelar pada Jumat (17/5/2019), menetapkan perseroan tidak membagi dividen kepada pemegang saham untuk tahun buku 2018. Laba bersih sebesar Rp45,59 miliar ditetapkan sebagai laba ditahan untuk modal kerja.
Hingga 31 Maret 2019, perseroan membukukan pendapatan usaha sebesar Rp5,91 miliar atau turun 11,79 secara tahunan. Perseroan mencatat rugi Rp203,70 juta pada kuartal I/2019, berbalik dari periode yang sama tahun sebelumnya yang mencetak laba Rp408,73 juta.
Direktur Terregra Asia Energy Kho Sawilek mengatakan, pendapatan pada kuartal I memang lebih kecil dibandingkan dengan kuartal lainnya. Namun, perseroan optimistis kinerja kuartal berikutnya bakal in line dengan target.
Pada perdagangan Jumat (17/5/2019), saham TGRA menguat 1,25% ke level Rp810, atau naik 10 poin. Secara year to date, saham emiten yang listing di BEI pada 16 Mei 2017 itu telah menguat 1,25%.