Bisnis.com, JAKARTA—Saham ADRO ditutup melemah 5 poin mengakhiri perdagangan sesi I hari ini ke level 1.400. Pelemahan saat ini mengoreksi saham ADRO yang sempat melejit 160 poin ke level 1.390 pada penutupan (4/1) pasca-diumumkannya pembagian dividen per share tunai interim oleh PT Adaro Energy Tbk.
Jumlah dividen interim yang dibagikan sejumlah US$75,17 juta dengan kurs yang berlaku pada 2 Januari 2019 Rp14.458/US$ atau senilai Rp1.807 triliun. Sementara itu, pendapatan perusahaan pada kuartal III/2019 turun 14,98% (year-on-year/yoy) menjadi US$352 juta dari US$414 juta.
Penurunan ini disebabkan oleh beban usaha yang mengalami kenaikan signifikan hingga mencapai US$139 juta akibat memanasnya harga minyak dunia pada kuartal tersebut untuk operasional ADARO. Selain itu, terdapat kenaikan biaya penambangan sejalan dengan penambahan volume pengupasan lapisan.
Saham ADRO memiliki forward PE ratio sebesar 7,1 kali (dengan -1 standar deviasi di bawah rata-rata historis 5 tahun). Valuasi harga saham ADRO saat ini bisa dibilang tengah cukup terdiskon dengan forward PE ratio di bawah rata-rata forward PE ratio sebesar 10,4 kali. Sementara itu, apabila dibandingkan dengan indeks sektor pertambangan juga mengalami undervalue dengan forward PE ratio sebesar 7,45 kali.
Secara teknikal analisis, saham ADRO berada dalam tren bullish dengan indikator stochastic slow yang berada pada area overbought. Meskipun demikian, saham ADRO membentuk candle bearish candlestick yang mengindikasikan akan terjadinya koreksi. Sementara itu, indikator relative strength index berada di area netral. Diperkirakan saham ADRO akan menguji MA50 sebagai support terdekat menuju 1.370. Saham ADRO diperkirakan bergerak dalam rentang 1.375 – 1.420 pada perdagangan hari ini.
Sumber: Bloomberg
*) Anida ul Masruroh, analis Bisnis Indonesia Resources Center