Bisnis.com, JAKARTA — Emiten kontraktor tambang dan jasa migas PT Petrosea Tbk. (PTRO) membukukan pendapatan senilai US$326,16 juta per September 2018, naik 45,55% year-on-year (yoy).
Presiden Direktur Petrosea Hanifa Indradjaya menyampaikan, pada periode 9 bulan pertama 2018, PTRO membukukan pendapatan US$326,16 juta, naik 45,55% yoy dari sebelumnya US$224,09 juta. Bisnis pertambangan berkontribusi 60,36% terhadap total pendapatan.
“Lini bisnis kontrak pertambangan memberikan kontribusi paling besar seiring dengan peningkatan volume overburden [OB],” tutur dalam siaran pers, Jumat (31/8/2018).
Per September 2018, volume OB Petrosea meningkat 49,80% yoy menjadi 89,22 juta bank cubic meter (bcm) dari sebelumnya 59,56 juta bcm. Produksi batu bara juga naik 50,34% yoy menuju 26,85 juta ton dari 9 bulan pertama 2017 sejumlah 17,86 juta ton.
Adapun, di bisnis rekayasa dan konstruksi, anak usaha PT Indika Energy Tbk. (INDY) ini mengantongi pendapatan dari sejumlah proyek, seperti leeve stockpile PT Freeport Indonesia, serta Lampunut road, bridge & earthwork construction PT Maruwai Coal. Nilai pendapatan bisnis ini mencapai US$76,87 juta atau 23,57% dari total pendapatan.
“Proyek leeve stockpile PTFI memberikan kontribusi terbesar untuk bisnis rekayasa dan konstruksi,” ujarnya.
Per September 2018, anak usaha PT Indika Energy Tbk. (INDY) ini menggelontorkan belanja modal US$78,63 juta. Sebagian besar digunakan untuk revitalisasi alat berat untuk menggenjot bisnis kontraktor tambang.