Bisnis.com, JAKARTA — PT Petrosea Tbk. (PTRO) mengungkapkan langkah perseroan mendivestasi aset tambang batu bara PT Santan Batubara (SB) bertujuan untuk fokus ke bisnis inti.
Head of Corporate Secretary & Investor Relations Petrosea Anto Broto menyampaikan, alasan perseroan menjual tambang Santan ialah agar PTRO fokus ke bisnis inti di bidang kontraktor. Di sisi lain, sarana dan prasara pendukung operasional SB merupakan milik PT Harum Energy Tbk. (HRUM).
“Kenapa Santan dijual, ya karena bisnis utama PTRO bukan tambang, tapi kontraktor. Sarana prasarana seperti pelabuhan dan jalan juga harus sewa ke Harum, makanya lebih baik kami lepas ke Harum,” tuturnya kepada Bisnis.
Anto menjelaskan, posisi PTRO di SB juga bukan menjadi pemegang saham mayoritas. Apalagi, saat membeli sekitar 20 tahun lalu, harga tambang Santan masih cenderung murah.
Setelah transaksi pengambilalihan saham SB, PTRO pun mengantongi dana divestasi sebesar Rp86,40 miliar. Tambahan dana itu digunakan sebagai modal kerja untuk mengembangkan bisnis kontraktor.
Sebagai informasi, pada 21 Agustus 2018, HRUM telah membeli 99.999 lembar saham SB yang menjadi milik PTRO. Setelah melakukan transaksi, HRUM memegang 99,99% saham SB atau setara dengan 199.999 lembar saham.
Sebelumnya pada 2008, HRUM sudah membeli 50% saham SB dari PTRO. Setelah kepemilikan bersama selama 10 tahun, perseroan meningkatkan kepemikannya menjadi hampir 100%.
Anto optimistis kinerja perusahaan pada semester II/2018 dapat mengalami peningkatan seiring dengan memanasnya harga komoditas. Dengan demikian, nilai kontrak perusahaan dapat bertambah. “Sejauh ini, kinerja PTRO bagus, dan kami harapkan dapat bertumbuh pada semester II/2018,” ujarnya.