Bisnis.com, JAKARTA--Sepanjang periode berjalan 2018, harga saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. telah terkoreksi 16,67%, mampukah saham TLKM kembali ke level Rp4.000 di tengah ketatnya persaingan bisnis digital di dalam negeri?
Berdasarkan data Bloomberg, harga saham emiten berkode TLKM itu berhasil menguat 80 poin atau 2,21% ke level Rp3.700 pada penutupan perdagangan, Rabu (9/5/2018). Tercatat, kapitalisasi pasar Rp372,96 triliun.
Tercatat, harga saham TLKM terkoreksi 16,67% sepanjang periode berjalan 2018. Pergerakan berada di level support Rp3.520 per saham dan resistance Rp4.460 per saham.
Merujuk pada laporan kuartal I/2018, pendapatan TLKM naik 4,3% secara tahunan menjadi Rp32,34 triliun. Akan tetapi, laba bersih yang dikantongi tergerus 14,26% dari Rp6,68 triliun pada kuartal I/2017 menjadi Rp5,73 triliun.
Analis PT Panin Sekuritas Tbk. Nico Laurens, dalam risetnya yang dipublikasikan melalui Bloomberg, Selasa (8/5), menilai bahwa kompetisi yang ketat memberikan tekanan terhadap margin bisnis digital. Hal tersebut terlihat dari pertumbuhan volume data yang lebih tinggi dibandingkan dengan pendapatan dari lini tersebut.
Nico masih merekomendasikan beli untuk saham TLKM. Akan tetapi, Panin Sekuritas merevisi turun target harga saham perseroan dari Rp5.000 menjadi Rp4.200.
Baca Juga
“[Revisi target harga] didorong oleh revisi estimasi laba dan tekanan terhadap EBITDA margin,” tulisnya dalam riset yang dikutip, Jumat (10/5/2018).
Dia menambahkan rekomendasi beli yang diberikan merefleksikan posisi TLKM sebagai network leader, neraca yang kuat, serta posisi net gearing yang hanya di level 0,05 kali pada kuartal I/2018. Dengan demikian, potensi kenaikan harga saham diperkirakan masih mencapai 10,1%.
Di sisi lain, Analis Mirae Asset Sekuritas Giovanni Dustin, dalam risetnya, masih mempertahankan rekomendasi beli dan target harga di level Rp5.000. Hal tersebut sejalan dengan posisi perseroan di persaingan bisnis seluler saat ini.
Dustin menyebut saat TLKM tengah berupaya mempertahankan pangsa pasar di tengah proyeksi masih ketatnya persaingan bisnis pada kuartal II/2018. Akan tetapi, pendapatan dari segmen data diproyeksikan akan tumbuh setelah perayaan Idulfitri tahun ini.