Bisnis.com, JAKARTA—Emiten jasa tambang PT Petrosea Tbk. (PTRO) menargetkan margin Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, dan Amortization (EBITDA) pada 2018 naik menjadi 30%.
Direktur Petrosea Romi Novan Indrawan menyampaikan, pada 2018 proyeksi kinerja perusahaan lebih baik seiring dengan memanasnya harga batu bara. Oleh karena itu, margin EBITDA ditargetkan naik menjadi 30%.
"Kami harapkan margin EBITDA pada 2018 bisa naik menjadi 30% dari 2017 sekitar 27%," paparnya dalam acara paparan publik, Senin (16/4/2018).
Tahun lalu, perusahaan mengantongi kenaikan pendapatan 24,12% year on year (yoy) senilai US$259,87 juta, sedangkan EBITDA tumbuh 9,25% yoy menuju US$69,81 juta. Oleh karena itu, margin EBITDA perseroan mencapai 26,86%.
Menurut Romi, pertumbuhan kinerja terutama didorong lini bisnis pertambangan. Pada 2018, volume pemindahan lapisan tanah penutup ditargetkan naik 59,32% yoy menjadi 133,8 juta bank cubic meter (BCM) dari 2017 sejumlah 83,98 juta BCM.
Pada 2017, kontrak jasa pertambangan berkontribusi 65,91% dari total pendapatan perusahaan. Selanjutnya, lini bisnis rekayasa dan kontruksi menyumbang 27,03%, jasa logistik 6,24%, dan pendapatan lainnya 0,82%.
Baca Juga
Per Maret 2018, perusahaan sudah mendapatkan net profit US$10,1 juta dan net income US$1,5 juta. Menurut Romi, nilai tersebut di atas estimasi manajemen PTRO.
Belanja Modal
Untuk memacu ekspansi, anak usaha PT Indika Energy Tbk. (INDY) ini mengalokasikan belanja modal sebesar US$112,6 juta, naik 43,80% yoy dari realisasi 2017 sebesar US$78,3 juta. Sekitar 40% capex berasal dari kas internal, dan selebihnya pinjaman perbankan.
Romi menyampaikan, dari alokasi capex 2018, penambahan kapasitas membutuhkan dana sejumlah US$58,95 juta, peremajaan peralatan US$35 juta, dan penggantian alat baru US$18,8 juta.
Sebelumnya, pada 29 Desember 2017, Petrosea dan PT Bank Mandiri (Persero) menandatangani penambahan fasilitas kredit investasi sebesar US$75 juta, noncash loan US$50 juta, serta bank garansi dan treasury line US$15 juta.
Pada 11 September 2017, perusahaan juga melakukan perjanjian penambahan fasilitas pinjaman sebesar US$30 juta dengan Citibank. Selain itu, pada 31 Agustus 2017 PTRO menandatangani perjanjian kredit maksimal US$7,5 juta dengan MUFJ.
"Kami masih dalam proses negosiasi dengan sejumlah perbankan lagi. Kira-kira pinjaman yang dinegosiasikan sekitar US$30 juta. Ini juga sebagai capex tahun depan," paparnya.