Bisnis.com, JAKARTA -- Emiten industri kelapa sawit dan kayu PT Dharma Satya Nusantara Tbk., (DSNG) berencana menambah satu pabrik kelapa sawit di Kalimantan Barat pada 2018, sehingga kapasitas produksi menjadi 480 ton per jam.
Direktur Utama DSNG, Adrian Oetomo menyampaikan perseroan berencana meningkatkan pertumbuhan pada 2018 setelah mencatatkan kinerja positif tahun lalu. Di samping itu, perusahaan terus meningkatkan efisiensi dan produktivitas.
Tahun ini, DSNG brencana membangun PKS ke-8 berkapasitas 30 ton per jam di Kalimantan Barat. Total kapasitas produksi PKS perusahaan dapat mencapai 480 ton per jam. "Penambahan PKS kami lakukan seiring dengan bertambahnya tanaman menghasilkan di area perkebunan di Kalbar," tuturnya dalam siaran pers, Jumat (9/3).
Jumlah area lahan tertanam sampai akhir 2017 mencapai 90.288 hektare (ha), dengan 69.369 ha merupakan kebu inti. Usia rata-rata tanaman ialah 8,6 tahun dengan sekitar 72.345 ha kebun sudah menghasilkan.
Menurut Adrian, setelah dua tahun sebelumnya mengalami gejolak bisnis akibat dalam El-Nino, tahun 2017 menjadi titik balik peningkatan kinerja. Peningkatan produksi terjadi sejalan dengan pertumbuhan harga CPO global dibandingkan 2016.
Produksi TBS pada 2017 mencapai 1,55 juta ton, naik 41,6% yoy. Adapun, produksi CPO meningkat 34,3% yoy menuju 403.638 ton, sedangkan penjualannya tumbuh 31,5% yoy menjadi 457.973 ton. "Harga rata-rata CPO perseroan juga meningkat 8% menjadi Rp8,1 juta per ton dari 2016 sebesar Rp7,5 juta per ton," paparnya.
Bisnis Kayu
Di industri kayu, perseroan memiliki pabrik pengolahan kayu di Jawa Timur dan Jawa Tengah yang memproduksi panel kayu, engineered door, dan engineered flooring.
Sepanjang 2017, penjualan panel kayu menurun 23,4% yoy menjadi 70.679 meter kubik (m3) dari sebelumnya 92.235 m3. Namun, harga rata-rata jual meningkat 8,4% menuju Rp5,27 juta per m3 dari 2016 senilai Rp4,86 juta per m3.
Penjualan engineered doors atau pintu dari kayu solid meningkat 10,8% yoy menuju 66.877 unit dari sebelumnya 59.447 unit. Namun, terjadi penurunan harga jual rata-rata pada 2017 menjadi Rp990.000 per unit dari sebelumnya Rp1,06 juta per unit.
Sementara itu, penjualan engineered flooring pada tahun lalu terkoreksi tipis 0,4% yoy menjadi 1,249 juta m2 dari sebelumnya 1,254 juta m2. Harga jual rata-rata produksi ini meningkat 4,5% yoy menuju Rp390.000 per m2 dari sebelumnya Rp370.000 per m2.