Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan indeks saham acuan Hong Kong berakhir turun lebih dari satu persen pada perdagangan hari ini, Rabu (15/11/2017), terseret saham perusahaan sumber daya dan industri, di tengah kekhawatiran seputar pertumbuhan ekonomi China menyusul rilis data ekonomi terbaru yang menunjukkan perlambatan.
Indeks Hang Seng ditutup melemah 1,03% atau 300,43 poin di 28.851,69. Pagi tadi Hang Seng dibuka turun 0,43% atau 126,01 poin di posisi 29.026,11.
Dilansir Reuters, data yang dirilis kemarin (Selasa, 14/11) menunjukkan bahwa tenaga perekonomian China mengendur pada Oktober, setelah angka produksi industri, investasi aset tetap, dan penjualan ritel meleset dari ekspektasi.
Performa ketiga indikator penting ekonomi China tersebut melambat seiring dengan upaya pemerintah memperpanjang tindak keras terhadap risiko utang dan polusi pabrik.
Berdasarkan data Biro Statistik China, produksi industri hanya tumbuh 6,2% pada Oktober melambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada September sebesar 6,6%, meskipun terpaut tipis dari rata-rata proyeksi sebesar 6,3%.
Adapun penjualan eceran naik 10% dari tahun sebelumnya, lebih rendah dibandingkan dengan perkiraan 10,5% serta pencapaian pada September sebesar 10,3%. Sementara itu, investasi asset tetap yang tidak termasuk rumah tangga pedesaan naik 7,3% pada Oktober.
Baca Juga
Sejalan dengan indeks Hang Seng, pergerakan dua indeks saham acuan China memperpanjang pelemahannya pada akhir perdagangan hari ini, terbebani saham sumber daya di tengah tanda-tanda perlambatan produksi industri saat ekonomi negara tersebut memasuki periode pertumbuhan yang moderat.
Sebanyak 9 saham menguat, 38 saham melemah, dan 3 saham stagnan dari 50 saham yang diperdagangkan di Hang Seng hari ini.
Sub indeks pada indeks Hang Seng yang melacak saham energi melemah 2,4%, sedangkan sektor tekonologi industri turun 2,1%.
Saham Geely Automobile Holdings Ltd. yang anjlok 3,37% memimpin pelemahan saham pada indeks Hang Seng di akhir perdagangan, diikuti PetroChina Co. Ltd. (-3,14%) dan CNOOC Ltd. (-2,94%).
Saham energi tetap tertekan seiring dengan berlanjutnya pelemahan harga minyak mentah. Harga minyak WTI terpantau melemah 0,92% atau 0,51 poin ke US$55,19 per barel pada pukul 15.32 WIB, setelah pada Selasa (14/11) berakhir merosot 1,87% di posisi 55,70.