Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BlackRock dan Mubadala Akhiri Kemitraan Kredit Privat di China dan Indonesia

BlackRock dan Mubadala dikabarkan mengakhiri kemitraan kredit privat untuk investasi di China dan Indonesia
Ilustrasi BlackRock di WallStreet/Reuters-Brendan McDermid
Ilustrasi BlackRock di WallStreet/Reuters-Brendan McDermid

Bisnis.com, JAKARTA — Investor kakap BlackRock Inc. dan Mubadala Investment Co. dikabarkan sepakat untuk mengakhiri kemitraan mereka di sektor kredit privat Asia yang berfokus pada investasi di China dan Indonesia. Sumber yang mengetahui hal tersebut menyebutkan langkah ini dilatarbelakangi oleh kesulitan dalam menjaring peluang investasi.

Kemitraan yang dimulai pada 2023 ini awalnya dirancang agar Mubadala, perusahaan investasi milik negara Uni Emirat Arab, mencocokkan setiap dolar yang disuntikkan oleh BlackRock, kata para sumber yang meminta identitasnya dirahasiakan karena informasi tersebut bersifat privat.

BlackRock tidak memberikan tanggapan ketika dimintai komentar oleh Bloomberg. Mubadala juga menolak memberikan pernyataan.

Sejauh ini, kemitraan tersebut hanya menyalurkan modal dengan jumlah yang terbatas. Menurut para sumber, menjaring peluang investasi di China terbukti sulit karena target imbal hasil yang cukup tinggi, yaitu di kisaran belasan persen.

Di sisi lain, kepala divisi kredit privat BlackRock di Indonesia, Christopher Ganis, meninggalkan posisinya pada awal masa kerja sama untuk bergabung dengan dana kekayaan negara milik pemerintah Indonesia, Indonesia Investment Authority (INA).

“Hal ini menambah hambatan dalam menjaring proyek investasi di Indonesia,” tambah para sumber tersebut.

Celia Yan, kepala divisi kredit privat BlackRock untuk kawasan Asia-Pasifik, juga baru-baru ini hengkang untuk bergabung dengan Apollo. Hengkangnya Celia Yan bertepatan dengan momentum ketika BlackRock tengah menyelesaikan proses integrasi dengan HPS Investment Partners.

Tahun lalu, BlackRock sepakat untuk mengakuisisi HPS dalam kesepakatan saham senilai sekitar US$12 miliar. Transaksi ini diperkirakan rampung pada pertengahan tahun ini, jika mendapat persetujuan dari regulator.

Setelah integrasi, platform gabungan ini akan diperkuat oleh 22 profesional investasi pasar privat, termasuk sejumlah investor senior yang ditempatkan di Singapura dan Sydney, menurut memo internal perusahaan.

Para pengelola aset terbesar dunia memang tengah membentuk aliansi melalui dana kredit privat guna memanfaatkan pertumbuhan pesat pasar kredit privat global yang kini bernilai sekitar US$1,7 triliun.

Mubadala sendiri merupakan salah satu investor paling aktif di sektor ini, dengan portofolio senilai 73,5 miliar dirham atau sekitar US$20 miliar. Mubadala telah menjalin kerja sama dengan perusahaan-perusahaan seperti Apollo Global Management Inc., Carlyle Group Inc., dan KKR & Co.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Bloomberg
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper