Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

TAXI Targetkan Tingkat Utilisasi Armada Taksi Regular Capai 75%

Emiten taksi regular PT Express Transindo Utama Tbk. menargetkan tingkat utilisasi armada perseroan tahun ini dapat mencapai 75%, meningkat dibandingkan tahun lalu yang terus tertekan hingga rata-rata hanya sekitar 50%.nn
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten taksi regular PT Express Transindo Utama Tbk. menargetkan tingkat utilisasi armada perseroan tahun ini dapat mencapai 75%, meningkat dibandingkan tahun lalu yang terus tertekan hingga rata-rata hanya sekitar 50%.

Benny Setiawan, Direktur Utama Express Transindo Utama, mengatakan bahwa perseroan melakukan sejumlah strategi untuk mencapai target itu. Salah satunya adalah dengan menggandeng perusahaan aplikasi transportasi Uber dan memotong besaran setoran harian supir.

Benny mengatakan, sejak bermitra bersama Uber, telah terjadi peningkatan ritase atau jumlah pengangkutan oleh armada perseroan sekitar 40%. Sementara itu, penghasilan supir meningkat lebih rendah, yakni antara 25% hingga 30%.

Peningkatan penghasilan yang lebih rendah dibandingkan peningkatan ritase disebabkan karena tariff yang diberlakukan Uber kepada penumpangnya lebih rendah dibandingkan tariff normal berdasarkan argo meter yang terpasang di taksi regular. Uber pun tidak memiliki kewajiban untuk mengganti selisihnya.

Benny menilai, kendati tariff menurun, pengemudi tetap diuntungkan sebab tingkat ritase meningkat. Perseroan pun mendukungnya dengan menurunkan besaran setoran sejak kuartal pertama tahun ini dari semula Rp240 ribu per hari menjadi hanya Rp150 ribu. Perseroan juga menambah jumlah pangkalan melalui kerja sama dengan sejumlah pemilik lokasi strategis.

Keputusan tersebut berimbas pada turunnya pendapatan perseroan pada kuartal pertama tahun ini, baik dibandingkan kuartal pertama tahun lalu maupun dibandingkan kuartal sebelumnya. Pendapatan taksi perseroan hanya Rp68,8 miliar, turun 63% secara year on year dari Rp189,8 miliar dan turun 24% quarter to quarter dari Rp91 miliar.

“Tujuan kami ke depan, bagaimana membantu supir ini agar kerjanya mudah dan efisien. Kalau dia merasa untung, dia tentu akan ajak lagi teman-temannya yang dulu sudah keluar untuk bergabung lagi sehingga utilisasi armada kami akan kembali meningkat,” katanya usai acara paparan publik, Rabu (7/6/2017).

Saat ini, emiten dengan kode saham TAXI ini memiliki 9.200 unit taksi regular. Tingkat utilisasi armada perseroan terus menurun dari posisi 8.787 unit pada kuartal pertama 2016 menjadi tinggal 4.213 unit pada kuartal akhir 2016. Namun, sejak skema kemitraan dengan Uber dimulai, jumlah armada yang beroperasi meningkat lagi menjadi 5.096 unit pada kuartal pertama 2017 atau sekitar 55%.

“Target kita 75% sampai akhir tahun ini. Kalau nanti driver kami sudah 100% dan income mereka bisa meningkat menjadi sekitar Rp500 ribu hingga Rp600 ribu, kita bisa balikkan lagi setorannya menjadi Rp240 ribu. Fokus kami adalah bagaimana membuat tingkat utilisasinya jangan sampai turun lagi,” katanya.

Meski begitu, dirinya belum cukup yakin untuk menjamin kinerja perseroan hingga akhir tahun ini akan mulai positif. Menurutnya, fokus tahun ini adalah dalam upaya peningkatan utilisasi dan ritase serta penjualan aset nganggur untuk menutupi utang.

Perseroan menargetkan pendapatan tahun ini dapat mencapai setidaknya Rp650 miliar dengan EBITDA Rp350 miliar. Nilai ini meningkat masing-masing 5,18% dan 42% dibandingkan pendapatan dan EBITDA tahun lalu. Target tersebut tidak lebih baik dibandingkan kinerja perseroan pada 2015.

Perseroan tidak mengungkapkan proyeksi laba atau rugi tahun ini. Tahun lalu, perseroan menanggung rugi besar hingga Rp184 miliar, terutama akibat tingginya tingkat piutang dari supir taksi yang tidak memenuhi setoran hariannya.

Benny mengatakan, di awal tahun ini, piutang perseroan mulai membaik seiring pelunasan utang oleh supir-supir perseroan. Posisi piutang pada kuartal pertama tahun ini adalah Rp445 miliar, turun 10% dibandingkan posisi tertinggi pada kuartal ketiga tahun lalu yang mencapai Rp495 miliar.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper