Bisnis.com, JAKARTA – Laba Samsung Electronics Co. pada kuartal keempat melampaui prediksi, ditopang oleh harga chip memoriyang membantu manufaktur smartphone terbesar dunia tersebut bangkit kembali dari keterpurukannya pasca insiden Galaxy Note 7.
Seperti dilansir Bloomberg hari ini (Jumat, 6/1/2017), laba usaha Samsung Electronics naik 50% menjadi 9,2 triliun won (US$7,8 miliar) sepanjang kuartal yang berakhir pada Desember 2016.
Raihan tersebut adalah yang terbesar dalam tiga tahun serta lebih besar dari prediksi rata-rata para analis dalam suvey Bloomberg dengan pencapaian sebesar 8,29 triliun won.
Kenaikan yang persisten pada harga chip memori dipicu oleh permintaan dari China serta pertumbuhan display menggunakan diode organik yang memancarkan cahaya.
Keunggulan itu mengurangi kejatuhan akibat krisis terbesar Samsung, ketika produk Note 7 yang rentan terbakar memaksa raksasa elektronik asal Korea Selatan tersebut menarik gadgetnya dari pasar.
“Fakta tersebut [pencapaian laba] jadi kejutan yang besar. Kontributor utama tentunya bisnis chip memori dan penjualan OLED. Harga chip akan terus reli dan mungkin naik lebih dari 30% pada kuartal pertama,” ujar Greg Roh, Analis HMC Investment Securities Co.
Berdasarkan data Bloomberg, saham Samsung Electronics Co. terpantau menguat 1,80% menjadi 1.810.000 won pada pukul 13.40 WIB, setelah dibuka dengan kenaikan tajam 1,74% atau 31.000 poin di posisi 1.809.000.
Saham Samsung hari ini berhasil rebound setelah melemah dua hari berturut-turut.