Bisnis.com, JAKARTA—PT Chitose Internasional Tbk. pada 2016 menargetkan pendapatan bersih perseroan naik minimal 7% dari raihan pada tahun lalu yang sebesar Rp315,22 miliar.
Fadjar Swatyas, Direktur Keuangan sekaligus Sekretaris Perusahaan Chitose Internasional, mengatakan optimistis meraih pertumbuhan dengan angka minimal tersebut karena pihaknya melihat kondisi tahun ini akan lebih baik jika dibandingkan dengan tahun lalu.
“Kami lebih optimistis mencatatkan pertumbuhan positif tahun ini karena ekonomi diperkirakan lebih baik, apa lagi pemerintah menurunkan suku bunga lagi dan itu secara tidak langsung mendorong daya beli masyarakat,” katanya kepada Bisnis.com.
Sebagai gambaran,merujuk laporan keuangan perseroan dengan sandi saham CINT itu, raihan pada 2015 tersebut naik sekitar 10% dari capaian pada tahun sebelumnya sebesar Rp286,46 miliar. Raihan pada 2015 itu pun sedikit melampaui estimasi dari target awal yang dipatok sebesar Rp310 miliar.
Adapun untuk laba komprehensif tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk emiten produsen produk furnitur tersebut pada 2015 mencapai Rp34,85 miliar. Jumlah itu naik sekitar 5,8% dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp32,93 miliar.
Pendapatan pada 2015 tersebut, sekitar 96,3% atau setara Rp303,75 miliar disumbangkan penjualan di pasar domestik dan sisanya ekspor. Pada tahun sebelumnya, kontribusi pasar domestik mencapai 97,5% atau setara Rp279,58 miliar.
Rencananya, untuk mendongkrak kinerja tahun ini perseroan pun akan meningkatkan kontribusi ekspor menjadi sekitar 7%. Ekspor rencananya akan difokuskan di kawasan Asia Tenggara dengan memanfaatkan momentum masyarakat ekonomi Asean (MEA).
Perseroan sudah masuk pasar Brunei Darussalam dan Singapura, dan akan menggarap sisanya. Fadjar menyebut saat ini ada 10 negara yang menjadi tujuan ekspor bagi perseroan.
“Yang terbesar ekspor kami ke empat negara yaitu Jepang, Singapura, Taiwan dan Hongkong. Tahun ini ekspansi ekspor ke negara Asia Tenggara lainnya selain Singapura dan Brunei dan melanjutkan ke India,” ujarnya.
Di sisi lain, CINT pun akan terus menggenjot kinerja penjualan di dalam negeri. Perseroan akan memperkuat distribusi dan penetrasi produk melalui 22 distributor dan 850 agen di penjuru Tanah Air. Namun, pasar yang akan mendapatkan perhatian lebih adalah kawasan Indonesia bagian Timur.
Sebabnya, pemerintah menggalakkan pembangunan infrastruktur di kawasan tersebut. Hal itu menandakan pertumbuhan konsumsi furnitur pun akan terus berkembang.
Dengan menggenjot ekspansi ekspor maupun penetrasi pasar dalam negeri diharapkan kapasitas produksi pabrik yang mencapai 1,2 juta unit per tahun bisa terpakai penuh. Tahun lalu tingkat utilisasi kapasitas produksi perseroan baru mencapai sekitar 90%.