Secara terpisah, Investor Relation PT Energi Mega Persada Tbk. (ENRG) Reno Herwin Hidayat menilai penurunan harga minyak dunia dapat berdampak langsung terdahap melorotnya penjualan. Pasti, pendapatan perseroan juga bakal tergerus.
"Strategi yang bisa dilakukan kami adalah efisiensi biaya dan fokus ke gas yang memiliki harga domestik cenderung lebih stabil dari minyak saat ini," tuturnya.
Emiten berkode saham ENRG tersebut, sambungnya, telah melakukan sejumlah refinancing yang dapat menekan beban bunga pinjaman. Beban penyusutan perusahaan juga diharapkan menurun dengan diperpanjangnya kontrak blok ONWJ PSC di Laut Jawa.
Dari catatan Bisnis.com, saham ENGR terbilang stagnan di level Rp50 per lembar lantaran telah menyentuh batas bawah harga saham yang ditentukan. Tidak hanya ENRG, saham BIPI, LAPD, dan PKPK juga tiarap di level gocap.
Adapun, saham PT Elnusa Tbk. (ELSA) telah ambrol 25,91% sejak awal tahun ini ke level Rp183 per lembar. Lalu, apakah investor ingin mengikuti jejak Warren Buffett untuk mengoleksi saham energi Migas?