Bisnis.com, JAKARTA— Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menguat 68 poin di saat penguatan dolar tertahan oleh aksi jual di Wall Street.
Data yang diterbitkan Bank Indonesia menempatkan Jisdor level di Rp13.619 per dolar AS, terapresiasi 68 poin atau 0,50% dari kurs Jisdor.
Rupiah juga terapresiasi di pasar spot, diperdagangkan menguat 0,14% atau 19 poin ke Rp13.625 per dolar AS pada pukul 10.10 WIB.
Rangga Cipta, Ekonom Samuel Sekuritas mengatakan tekanan terhadap rupiah berkurang seiring pelemahan dolar Amerika Serikat terhadap mata uang rekan dagang utama.
Penguatan dolar yang didorong oleh spekulasi penaikan Fed Fund Rate pada Desember tertahan setelah indeks Dow Jones dan S&P merosot sekitar 1%.
Penyerapan tenaga kerja yang membukukan rekor terbanyak pada Oktober tidak mampu memberikan optimisme pada Wall Street setelah kinerja perdagangan dan inflasi China masih lesu.
Indeks dolar pagi tadi terkoreksi 0,19% setelah melonjak 1,26% pada Jumat ke level 99,168 atau titik terkuat sejak April 2015.
“Kenaikan suku bunga The Fed masih dapat tertutupi oleh harapan perbaikan pertumbuhan AS di masa depan, masih buruknya laju perekonomian Tiongkok mulai menggerogoti optimisme itu,” kata Rangga.
Namun, Rangga memperkirakan tekanan terhadap rupiah masih akan bertahan hingga pidato Gubernur The Fed Janet Yellen pada 2 Desember 2015. Adapun rapat FOMC berikut baru akan diadakan pada 15–16 Desember 2015.
Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor/Rupiah)
10 November | Rp13.619 |
9 November | Rp13.687 |
6 November | Rp13.550 |
5 November | Rp13.603 |
4 November | Rp13.461 |
Sumber: Bank Indonesia