Bisnis.com, JAKARTA— Bursa emerging market melemah ke level terendah dalam tiga bulan pada saat sejumlah nilai tukar turun setelah pilihan rakyat Yunani menolak pengetatan ekonomi menggiring investor menghindari aset berisiko.
Indeks Micex anjlok hingga hari kedua dan rubel Rusia melemah atas dolar AS sebesar 1,6% setelah krisis Yunani membuat harga minyak mentah tertekan hingga di bawah US$60 per barel.
Indeks MSCI Emerging Markets turun 2,1% ke 943,93. Indeks itu juga turun 0,5% terhadap dolar AS.
“Peluang Yunani ke luar dari zona euro kian besar,” ujar Michael Wang, Strategist Amiya Capital LLP sebagaimana dikutip Bloomberg, Selasa (7/7/2015).
Penurunan nilai aset berisiko terkait dengan ketidakpastian atas apa yang terjadi sekarang, katanya. Apalagi, Menkeu Yanis Varoufakis juga dilaporkan mengundurkan diri setelah negara itu gagal mendapatkan bantuan baru.
Harga obligasi pemerintah negara berkembang seperti Bulgarian dan Rumania yang akan jatuh tempo pada 2024 juga dilaporkan turun.
Mata uang Polandia dan Hungaria masing-masing terdepresiasi 0,3% atas euro. Sedangkan indeks saham kedua negara turun kurang dari 1%.
Indeks saham Ibovespa turun 0,7%. Indeks Hang Seng China Enterprises melemah 3% di Hong Kong. Sedangkan Indeks Shanghai Composite naik 2,4%.
Seperti diketahui anjloknya indeks MSCI Emerging Market lebih parah dibandingkan indeks Stoxx di bursa Eropa yang melemah 1,24%.