Bisnis.com, NEW YORK—Harga minyak dunia terus menukik dan tak kunjung menunjukkan sinyal penguatan. West Texas Intermediate anjlok di bawah US$101 per barel. Setali tiga uang, harga Brent kian melandai.
Akibat utama dari penurunan tersebut disebabkan sentimen dari Timur Tengah di mana kekhawatiran akan pasokan dari Irak dan Libia kian mereda.
Tak hanya itu, stok kian menumpuk di Cushing, Oklahoma, AS, titik pengiriman negara konsumen minyak terbesar di dunia tersebut. Tercatat persediaan minyak mentah di sana naik 20,9 juta barel dalam pekan yang berakhir pada 4 Juli lalu.
Setelah selama setahun pasokan minyak terhambat dari Libia akibat aksi pemberontak yang menguasai terminal ekspor di negara tersebut, kini pengirimam telah kembali seperti semula.
Dibukanya kembali dua terminal ekspor negara dengan cadangan minyak terbesar di Afrika tersebut, telah membalikkan sentimen sebelumnya yang membuat harga minyak melambung.
Pernyataan tersebut diperkuat oleh pendapat Director of The Futures Division Mizuho Securities USA Inc. Bob Yawger yang mengatakan bahwa beberapa faktor yang muncul belakangan ini bagaimanapun juga pasti membuat harga minyak turun.
“Barel dari Libia kembali datang dan apa yang terjadi di Irak ternyata tidak membawa dampak yang signifikan pada produksi minyak negara itu,”ujarnya.
Harga WTI untuk pengiriman Agustus dalam perdagangan di New York Mercantile Exchange turun US$2,1 atau 2,04% ke level US$100,83 per barel.
Sementara Brent untuk pengiriman Agustus di perdagangan ICE Futures Europe Exchange, London, terkoreksi US$2,01 atau 1,85% per barel.
