Bisnis.com, JAKARTA—PT Chitose Internasional mematok harga penawaran saham perdana pada kisaran Rp320 hingga Rp350 per saham, sehingga target dana yang diincar dari hasil IPO adalah Rp96 miliar hingga Rp105 miliar.
Managing Director Investment Banking PT Danareksa Sekuritas Iman Hilmansyah mengatakan dengan demikian, rasio harga terhadap laba (Price to Earning/PE) adalah 9,9-10,8 kali.
“Chitose akan menawarkan 300 juta saham atau setara 30%. Kami mempertimbangkan size offering, jadi fokus roadshow ke pasar domestik,” ujarnya dalam paparan publik, Kamis (5/6/2014).
Iman mengatakan target investor juga seimbang antara ritel dan institusi. Danareksa ditunjuk sebagai penjamin pelaksana emisi efek (underwriter) bersama PT Sinarmas Sekuritas.
PT Chitose Internasional yang merupakan produsen furnitur ini masih merupakan perusahaan relasi (sister company) dari PT Trisula International Tbk. (TRIS).
Chitose saat ini sudah memiliki pabrik di Cimahi yang berkapasitas 1,3 juta unit per tahun dan mampu menghasilkan lebih dari 300 varian produk.
Perseroan akan menggunakan mayoritas atau sekitar 55% dari dana hasil IPO (Initial Public Offering) untuk membeli tanah dan membangun pabrik baru masih di Kota Cimahi, Jawa Barat, berdekatan dengan lokasi pabrik eksisting perseroan saat ini.
Untuk pabrik barunya nanti, diharapkan kapasitasnya sekitar 30.000-40.000 unit per tahun. Pembangunan pabrik baru ini diperkirakan paling lambat akan dimulai pada triwulan I/2015 dan mulai beroperasi pada triwulan I/2016.
Direktur Chitose Timotius J. Paulus mengatakan pabrik baru tersebut lebih difokuskan untuk memproduksi varian produk dengan tujuan ekspor, terutama ke Jepang.
Saat ini, mayoritas ekspor masih didominasi Jepang yang porsinya hingga 70%. Perseroan juga telah memiliki mitra kerja dan partner dari perusahaan furnitur ternama di Jepang.
“Jepang market-nya masih cukup besar. Nantinya produk untuk ekspor diusahakan 10% dari keseluruhan penjualan. Saat ini porsi ekspor baru 2%-3%,” ujarnya.
Meski demikian, Timotius mengatakan saat ini perseroan masih fokus pada pasar domestik, terutama mengingat tingginya kebutuhan peralatan penunjang di sektor pendidikan, serta peralatan perkantoran.
an rata-rata naik 15% setiap tahun, dalam periode lima tahun ke depan.