Bisnis.com, JAKARTA—PT Adaro Energy Tbk. (ADRO) hanya menyerap belanja modal (capex) sepanjang tahun lalu sebesar US$165 juta, turun 66% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$485 juta.
Seperti dikutip dari siaran pers, Selasa (11/3/2014), angka realisasi capex sebesar US$165 juta itu masih berada di kisaran panduan perseroan pada 2013 yang dipatok antara US$150 juta hingga US$200 juta.
Garibaldi Thohir, Presiden Direktur dan CEO Adaro Energy menyatakan Adaro telah merampungkan pengeluaran untuk proyek dan tidak memiliki pengeluaran untuk alat berat di sepanjang 2013.
“Belanja modal pada 2013 terutama dilakukan untuk pemeliharaan dan akuisisi lahan. Adaro mencapai rekor tertinggi produksi tahunan tanpa adanya pengeluaran untuk alat berat,” ujarnya, Selasa (11/3/2014).
Per akhir Desember 2013, Adaro memiliki akses likuiditas lebih dari US$1,1 miliar, yang terdiri dari kas sebesar US$681 juta dan fasilitas kredit dengan komitmen penuh jangka panjang yang belum terpakai sebesar US$433,5 juta.
“Kami menurunkan belanja modal, menghasilkan arus kas positif, dan akan terus membayar cicilan utang. Kami memiliki akses likuiditas sekitar US$1,1 miliar, serta fasilitas kredit dengan masa jatuh tempo yang panjang, sehingga memberikan ruang signifikan bagi kami untuk mengatasi masa yang sulit,” ujarnya.