Bisnis.com, JAKARTA—Seroja Investment Ltd., perusahaan investasi yang terafiliasi dengan PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. milik Edwin Soeryadjaya dan Sandiaga S. Uno mencatat rugi bersih US$7,42 juta sepanjang 2013.
Padahal, perusahaan induk dari Pulau Seroja Jaya (PSJ) tersebut berhasil mencetak laba bersih sampai dengan US$7,77 juta pada 2012.
Pulau Seroja Jaya merupakan perusahaan yang bergerak di industri pelayaran, terutama persewaan kapal untuk angkutan komoditas tambang dan lainnya.
Seperti dikutip Kamis (27/2/2014), perusahaan yang tercatat di bursa efek Singapura itu mengumumkan jumlah pendapatan yang dibukukan sepanjang 2013 sebesar US$69,59 juta, turun 6,2% dibandingkan dengan pendapatan 2012 yang mencapai US$74,21 juta.
Dalam penjelasannya, Chief Executive Officer (CEO) Seroja Investment Husni Heron menyatakan turunnya pendapatan perusahaan itu disebabkan lesunya bisnis persewaan kapal.
Bisnis sewa kapal menyumbang pendapatan US$53,8 juta pada 2013, lebih rendah nilai pendapatan 2012 senilai US$56,3 juta.
Sepanjang 2013, bisnis pertambangan memang mengalami kontraksi, sehingga berdampak langsung kepada perusahaan yang bergerak dalam layanan pertambangan lainnya.
Selain itu, depresiasi nilai tukar turut mempengaruhi perolehan keuntungan perusahaan investasi tersebut.
Dalam situs resmi Saratoga, Pulau Seroja Jaya memiliki pelanggan utama, seperti PT Adaro Energy Tbk., salah satu perusahaan pertambangan terbesar di Indonesia dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
Seroja Investment juga mengaku kenaikan beban gaji karyawan akibat regulasi upah baru yang ditetapkan di Indonesia, turut mempengaruhi perolehan keuntungan perusahaan tersebut.
Sejak 2010, Seroja Investment memperluas jaringan hingga ke China dengan membetuk perusahaan patungan bersama Zhushui Energy Resources Group Co.Ltd., yang memiliki bisnis angkutan komoditas dari Indonesia dan Australia ke kawasan China Selatan.