Bisnis.com, JAKARTA—Perusahaan tambang nikel, PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) mencetak laba bersih sepanjang tahun lalu US$38,65 juta atau anjlok 42,7% dari periode yang sama tahun sebelumnya (US$67,49 juta).
Seperti dikutip dari laporan keuangan perseroan serta siaran pers yang dipublikasikan, Rabu (26/2/2014), perseroan meraih pendapatan US$921,6 juta, turun 4,7% dari US$967,3 juta.
Meski pendapatan turun tipis, beban pokok pendapatan juga berhasil ditekan menjadi US$781,74 juta, turun 2,3% dari US$800,62 juta. Hal ini menyebabkan laba kotor US$139,89 juta, turun 16% dari US$166,7 juta.
Perseroan mencatat beban pokok pendapatan per metrik ton produksi nikel dalam matte pada tahun lalu turun 7% menjadi US$10.313 per ton dari US$11.091 per ton pada 2012.
Hal ini terutama disebabkan oleh penurunan biaya bahan bakar minyak dan pelumas, biaya karyawan, biaya kontrak dan jasa, dan biaya lainnya.
“Tahun ini, Vale akan tetap fokus pada berbagai inisiatif penghematan biaya untuk mempertahankan keunggulan biaya,” tulis manajemen seperti dikutip, Rabu (26/2/2014).
Tahun lalu, Vale memproduksi 75.802 ton nikel dalam matte, naik 6,7% dari produksi 2012 sebesar 70.717 ton. Produksi yang lebih tinggi ini didorong oleh realisasi peningkatan kapasitas peleburan dan juga optimalisasi proses produksi.
“Vale berencana menaikkan produksi nikel dalam matte-nya untuk tahun ini sebesar 5% atau sekitar 79.600 ton,” tulis manajemen.
Sementara itu untuk penjualan nikel matte sepanjang tahun lalu mencapai 77.198 ton, naik 8% dari 71.379 ton. Adapun harga realisasi rata-rata 2013 adalah US$11.939 per metrik ton, turun 12% dari US$13.552 per metrik ton.